Ri Langsung Kena Dampak Tarif Trump, Harga Minyak Mentah Anjlok

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan nilai minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) Maret 2025 sebesar US$ 71,11 per barel. Angka ini turun sebanyak US$ 3,18 dari ICP Februari 2025 sebesar US$ 74,29.

Plt Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Chrisnawan Anditya mengatakan, penurunan ICP kali ini sejalan dengan penurunan nilai minyak global, buntut kekhawatiran peningkatan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) nan diumumkan Presiden AS Donald Trump.

"Penurunan nilai minyak mentah utama di pasar internasional salah satunya dipengaruhi oleh kekhawatiran peningkatan tarif perdagangan AS nan berpotensi mengganggu perekonomian dunia nan menurunkan permintaan minyak mentah," jelas Chrisnawan dikutip dari laman Kementerian ESDM, Kamis (17/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor lain nan mempengaruhi penurunan nilai minyak mentah utama di pasar internasional adalah sinyal OPEC+ untuk melanjutkan rencana peningkatan produksi minyak pada bulan April 2025, menyusul tekanan Trump terhadap OPEC dan Arab Saudi untuk menurunkan harga.

"Tidak hanya itu, terdapat peningkatan stok minyak mentah komersial AS pada pertengahan Maret 2025 dibandingkan akhir Februari 2025, sebesar 3,2 juta barel menjadi 437 juta barel, sesuai dengan tren musiman, ialah turunnya permintaan minyak oleh kilang pengolahan," paparnya.

Di samping itu, tingkat pengoperasian kilang AS dan Eropa mengalami penurunan dan memasuki periode pemeliharaan berkala. Hal ini sebagai persiapan menjelang summer driving season alias liburan musim panas nan bakal meningkatkan konsumsi bahan bakar minyak.

Untuk area Asia Pasifik, penurunan nilai minyak mentah juga dipengaruhi oleh kilang-kilang teapot China, nan merupakan pembeli utama minyak-minyak mentah nan terkena sanksi. Kilang China ini mulai menghentikan pembelian mereka untuk menilai akibat dan akibat dari hukuman nan bakal dikenakan AS pada salah satu kilang independen China nan membeli minyak Iran.

"Pelaku perdagangan minyak di Asia menahan diri untuk membeli minyak mentah Iran, dan menunggu perkembangan pembicaraan tenteram Ukraina-Rusia, nan berpotensi terjadinya pelonggaran hukuman untuk minyak mentah Rusia," sambung Chrisnawan.

(acd/acd)

Selengkapnya