ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa efisiensi anggaran nan diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 merupakan kesempatan untuk memperkuat transformasi digital di Indonesia dengan langkah nan lebih efisien dan inovatif.
Meutya Hafid memandang Inpres ini sebagai momentum untuk membuktikan bahwa efektivitas program jauh lebih krusial daripada hanya sekadar memperhatikan besaran anggaran.
"Efisiensi bukan berfaedah stagnasi. Kita tidak sekadar memangkas angka, tetapi merancang strategi baru agar digitalisasi tetap berakibat langsung bagi masyarakat," ujar Meutya Hafid dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025).
Sebagai langkah nyata, Kementerian Komdigi bakal melakukan re-prioritisasi program dan anggaran untuk memastikan bahwa program nan langsung menyentuh kepentingan publik tetap melangkah optimal.
Meutya Hafid menyebutkan bahwa efisiensi anggaran bukan sekadar pemangkasan belanja, melainkan upaya untuk menemukan pola kemitraan baru, mengoptimalkan kerja sama, dan meningkatkan efektivitas penerapan program.
"Kita mencari langkah agar program prioritas tetap berjalan, apalagi dengan pendekatan nan lebih inovatif. Ini tantangan menarik," tegasnya.
Salah satu perhatian unik dalam efisiensi ini adalah penurunan anggaran perangkat tulis instansi (ATK) hingga 90%. Pihak akan mengkaji lebih lanjut apakah berakibat signifikan alias justru menjadi kesempatan efisiensi lebih lanjut.
"Apakah kita tetap butuh kertas sebanyak itu? Atau justru efisiensi ini mendorong kita menuju pemerintahan digital nan lebih efektif?" ungkap Meutya.
Meutya Hafid juga telah memerintahkan Sekretaris Jenderal Kementerian Komdigi untuk berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, memastikan bahwa langkah-langkah efisiensi ini tetap sejalan dengan kebutuhan digitalisasi nasional.