Ratusan Siswa Ntt Keracunan, Anggota Dpr Minta Mbg Dievaluasi

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Kupang, detikai.com --

Sejumlah politisi di DPR meminta agar program makanan bergizi gratis (MBG) segera dievaluasi buntut keracunan massal ratusan siswa usai mengkonsumsi MBG di Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam dua hari berturut-turut.

"Harus segera dievaluasi," kata personil Komisi III DPR dari PKS Nasir Djamil saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com di sela kunjungan ke Polda NTT, Jumat (25/7).

Menurut Nasir, kasus keracunan nan terjadi lagi dalam program MBG kudu diselidiki agar kejadian ini tak terulang.

Dia mengatakan maksud dan tujuan dari pemberian MBG kepada para siswa untuk meningkatkan ketahanan sehingga para siswa bisa belajar dengan baik.

Nasir menyayangkan peristiwa keracunan ratusan siswa nan dalam pekan ini terjadi di Kota Kupang dan di Sumba Barat Daya.

"Kami sangat menyayangkan peristiwa (keracunan) itu terjadi dan mudah-mudahan bisa (segera) dievaluasi," ujar Nasir yang duduk di Komisi III DPR.

Sementara itu, Anggota Komisi III lainnya Benny Harman mengatakan kasus keracunan tersebut menunjukkan tidak siapnya pengelolaan MBG. Dia menganggap program MBG ini belum siap dan matang.

Politikus Demokrat itu menyebut tata kelola program MBG kudu diperbaiki sehingga program tersebut bisa lebih baik dan tidak terulang lagi peristiwan keracunan di kemudian hari.

"Kita minta agar persiapannya kudu lebih matang jika bisa tata kelolanya kudu diperbaiki," ujar Benny di Polda NTT.

Benny menyebut pihaknya meminta kepada Kapolda NTT, Irjen Rudi Darmoko turut mengawasi dan menerjunkan anggotanya untuk membantu mengawal program MBG.

"Tadi saya juga meminta Kapolda (NTT) untuk membantu ikut membanti memobilisasi anggota-anggota untuk ambil bagian dalam pemberian makanan bergizi cuma-cuma ini," ujarnya.

Benny berambisi kasus keracunan siswa usai mengkonsumsi MBG tidak terulang lagi, lantaran program MBG sebenarnya program nan baik.

"Kasus-kasus begitu jangan terulang lagi kudu dilakukan perbaikan, pertimbangan agar ke depan lebih baik, tidak boleh kasus ini dijadikan argumen untuk kita stop, tidak boleh. Kita kudu pertimbangan melakukan perbaikan agar ke depan lebih baik lagi," ujarnya.

Sebelumnya puluhan siswa dari tiga sekolah di Sumba Barat Daya diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan bergizi cuma-cuma (MBG) nan dibagikan pada Rabu (23/7).

Para siswa mengalami pusing, sakit perut melilit, mual, muntah dan sakit kepala apalagi pingsan sehingga kudu dilarikan ke Rumah Sakit dan Puskesmas untuk mendapat pertolongan medis.

Kemudian pada Selasa (22/7) sekitar 200 peserta didik SMP Negeri 8 Kota Kupang diduga mengalami keracunan akibat mengkonsumsi MBG pada Senin (21/7).

Dari 200 siswa nan keracunan, 140 orang dilarikan ke rumah sakit lantaran mereka mengalami sakit perut, sakit kepala, pusing, muntah dan mual. Bahkan ada nan sampai panik akibat tidak bisa menahan sakit nan dialami.

Ratusan siswa tersebut mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum SK. Lerik Kota Kupang, RS Siloam dan RS Mamami.

Namun dua penyedia ialah SPPG Kelapa Lima 1 di Kota Kupang nan melayani MBG di SMP Negeri 8 Kota Kupang dan SPPG Kota Tambolaka nan melayani MBG untuk SMK Negeri 2 Tambolaka, SMK Don Bosco dan SMA Negeri 1 Kota Tambolaka tetap tetap tutup mulut saat dimintai konfirmasi oleh wartawan.

(fra/ely/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya