Ramai-ramai Emiten Buyback Saham, Siapa Yang Untung?

Sedang Trending 12 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Sejumlah emiten berencana menggelar buyback saham di tengah volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Pengamat ekonomi Yanuar Rizky menilai, tindakan buyback menunjukkan bahwa emiten lebih mengandalkan pendapatan dari kegunaan treasury. Hal ini menandakan bahwa untung organik dari sektor upaya bukan menjadi sumber utama untung perusahaan.

"Maka daya sorong ke perekonomian terkonfirmasi tak menjadi pilihan," ungkap Yanuar kepada detikai.com, Senin, (17/3/2025).

Selain itu, volatilitas tahunan IHSG nan mencapai 34% membikin buyback berpotensi dimanfaatkan untuk merealisasikan untung dari akumulasi saham di portofolio. Hal ini terutama menguntungkan penanammodal dengan strategi perdagangan berbasis portofolio seperti hedge fund.

"Dengan volatilitas tahunan IHSG saat ini sampai 34%, maka buy back ini juga malah memberi ruang realisasi menjual akumulasi saham portofolio dapat trading gainnya. Artinya, jika jual banyak ya nilai turun, tapi akumulasi trading portofolio nan besar, seperti hedge fund, dia kan untung," jelasnya.

Diketahui, saat ini setidaknya ada sembilan emiten nan telah secara resmi mengumumkan bakal melakukan buyback. Mereka adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF), PT Avia Avian Tbk. (AVIA), dan PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA).

Sebagai catatan, tindakan korporasi tersebut kebanyakan tetap bakal diperbincangkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) nan rata-rata bakal segera berjalan pada bulan ini maupun April mendatang.

Meski begitu, baru-baru ini regulator sedang mempertimbangkan upaya buyback bisa dilaksanakan tanpa kudu menunggu RUPS, setelah sebelumnya menyatakan penundaan short selling.

Hal ini datang setelah sejumlah konglomerat melempar opsi buyback tanpa RUPS menyusul anjloknya IHSG dan turunnya nilai saham emiten secara signifikan secara sigap alias mempunyai volatilitas tinggi.

"Menunda penyelenggaraan alias penerapan short selling dan mengkaji kebijakan relaksasi buyback saham tanpa RUPS," kata Deputi Komisioner Pengawasan Pengelola Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK Aditya Jayaantara dalam aktivitas Dialog Bersama Pelaku Pasar Modal, Senin (3/3/2025).

Hal ini dilakukan dalam upaya mengurangi tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebagaimana diketahui, indeks pasar saham kita sempat ambruk ke level 6.200 nan menandai level terpuruk dalam tiga tahun.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Boy Thohir Dukung Aturan Buyback Saham Tanpa RUPS

Next Article Para Konglomerat Sepakat Minta Mekanisme Buyback Saham Tanpa RUPS

Selengkapnya