Pwa: Kelaparan Dan Kehausan Jadi Alat Genosida Israel Di Gaza

Sedang Trending 19 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Minggu, 11 Mei 2025 17:10 WIB

PWA menuduh Israel melakukan kejahatan perang nan serius dan sistematis dengan menggunakan kehausan dan kelaparan sebagai perangkat genosida di Jalur Gaza. Warga Gaza kelaparan dan kehausan akibat kekejaman Israel memblokade bantuan. (REUTERS/Mahmoud Issa)

Jakarta, detikai.com --

Otoritas Air Palestina (PWA) pada Sabtu (10/5) memperingatkan tentang musibah kemanusiaan nan bakal segera terjadi di Jalur Gaza lantaran runtuhnya jasa air dan sanitasi di tengah serangan Israel.

Dikatakan oleh PWA bahwa wilayah kantong itu telah menjadi wilayah nan "sekarat lantaran kehausan."

Melansir Anadolu, PWA menuduh Israel melakukan kejahatan perang nan serius dan sistematis dengan menggunakan kehausan dan kelaparan sebagai perangkat genosida.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PWA menyebut bahwa pengambilan air di Gaza telah menurun sebesar 70-80 persen sejak awal genosida nan sedang berlangsung.

"Konsumsi air saat ini telah turun hingga 3-5 liter per orang per hari nan mengkhawatirkan, jauh di bawah minimum darurat Organisasi Kesehatan Dunia ialah 15 liter," tambah pernyataan PWA.

Penilaian Kerusakan dan Kebutuhan Sementara (IRDNA) mengatakan 85 persen akomodasi air dan sanitasi di Gaza mengalami kerusakan parah. "Pemadaman listrik, kekurangan bahan bakar, dan pembatasan militer juga telah melumpuhkan upaya untuk memperbaiki dan memulihkan jasa penting," kata PWA.

Ditegaskan bahwa "sistem air limbah tidak berfungsi, nan mengakibatkan pembuangan limbah nan tidak diolah ke wilayah pemukiman dan cekungan air hujan sekarang meluap dengan air nan terkontaminasi, nan menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat nan serius."

"Tanpa air bersih, banyak penduduk Gaza terpaksa menggunakan sumur pertanian payau, nan menyebabkan paparan penyakit nan ditularkan melalui air secara meluas," katanya.

PWA mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan segera dan tegas guna menghentikan "kampanye nan disengaja dan sistematis untuk memusnahkan masyarakat sipil Gaza melalui kehausan, kelaparan, dan penyakit."

Pedro Arrojo-Agudo, pelapor unik PBB tentang kewenangan asasi manusia atas air minum nan kondusif dan sanitasi, mengatakan kepada Anadolu pada hari Selasa lampau bahwa "memutus pasokan air minum bagi masyarakat sama saja dengan menjatuhkan silent bomb nan mengerikan kepada mereka, tak bersuara tetapi mematikan."

Mengutip info UNICEF, Arrojo-Agudo mengatakan diare pada anak-anak di bawah usia 5 tahun melonjak dari 40.000 kasus menjadi lebih dari 70.000 dalam satu minggu pada awal Desember 2024.

Tentara Israel memperbarui serangannya di Gaza pada 18 Maret lalu, merusak kesepakatan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan pada 19 Januari lalu.

Lebih dari 52.800 penduduk Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan sadis Israel sejak Oktober 2023, di mana kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lampau untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di wilayah kantong itu.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya