ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Sejumlah menteri menyambangi rumah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) saat momen lebaran. Hal ini dianggap biasa dan tak perlu dicurigai dengan beragam spekulasi politik.
"Kedatangan sejumlah menteri ke Pak Jokowi kemarin itu dalam rangka silaturahmi Idul Fitri. Kok malah dicurigai macam-macam? Kecurigaan nan lahir dari pikiran sempit," kata Juru Bicara DPP PSI Agus Herlambang dalam keterangannya, Jumat (18/4/2025).
Dia berpandangan, apa nan terjadi itu bukan anak buah mendatangi atasannya, melainkan sikap antar perseorangan nan saling menghormati.
Di mana Jokowi merupakan sosok nan telah memimpin sebagai presiden dua periode dan tetap menjadi tokoh nasional nan dihormati, baik secara individual maupun politik.
"Karena di prinsip silaturahmi terletak pada sikap saling menghormati sesama manusia, bukan lantaran didorong tanggungjawab formalistis," ungkap Agus.
Sebelumnya, apa nan dilakukan para menteri itu, dipandang ini sebuah tradisi nan baik dalam alam kerakyatan dan politik Indonesia.
"Jika ada menteri alias pejabat lain menemui Pak Jokowi itu adalah corak penghormatan. Dalam tradisi demokrasi, menghormati mantan presiden adalah bagian dari budaya politik nan sehat," kata Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman dalam keterangannya, Jumat (18/4/2025).
Menghormati Presiden Terdahulu Bukan Hal Aneh
Menurut dia, perihal ini corak penghormatan kepada Jokowi, apalagi di momen lebaran.
"Pak Jokowi adalah sosok nan telah memimpin sebagai presiden dua periode dan tetap menjadi tokoh nasional nan dihormati, baik secara individual maupun politik," ungkap Andy.
Dia pun menyebut, kunjungan tersebut dilakukan dalam kapabilitas informal, bukan dalam kapabilitas sebagai pejabat negara. Sehingga tak perlu ada kesan dikaitkan untuk memecah belah alias membikin gaduh kondisi politik hari ini.
"Jangan menjalankan politik pecah belah. Persatuan dan nasionalisme jangan sekadar menjadi semboyan ideologi, kudu dipraktikkan secara nyata dan konsisten," jelas Andy.
"Negeri ini lebih memerlukan kerja sama, bukan politik pecah belah. Mohon diingat bahwa Pak Jokowi mendukung penuh pemerintahan saat ini," pungkasnya.
Golkar Minta Isu Matahari Kembar Dihentikan
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham, menepis rumor adanya 'matahari kembar' di kepemimpinan Prabowo Subianto. Bahkan dia menegaskan perihal itu sebagai tuduhan usai sejumlah menteri menyambangi rumah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) saat momen lebaran.
"Respons-respons nan diberikan itu kadang tidak masuk logika sehat, tetapi didasarkan pada sakwasangka, kecurigaan, fitnah-fitnah politik, membenturkan antarpemimpin, mengadu antarpemimpin," kata Idrus kepada awak media di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Idrus meyakini kehadiran para menteri Prabowo ke kediaman Jokowi di Solo semata bersilaturahmi. Termasuk Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. Dia khawatir, jika rumor tersebut tidak dihentikan, maka bakal menjadi bola liar nan berpengaruh terhadap proses pemerintahan.
"Kalau ini tetap dilakukan, perlu dipertanyakan niat baiknya. Kenapa? Kalau ini dilakukan pasti bakal berpengaruh terhadap kepemimpinan, pemerintahan dan juga berpengaruh terhadap proses-proses pembangunan," ujar Idrus.
Idrus berharap, dengan penegasan nan disampaikan kali ini maka tafsiran liar soal matahari kembar bisa berhenti. Sebab, jangan sampai niat baik silaturahmi nan diajarkan kepercayaan dikesampingkan dengan prasangka negatif.
"Jadi kita jangan berprasangka macam-macam ketika ada orang bersilaturahmi, apalagi dalam suasana Idul Fitri, sementara silaturahmi itu perbuatan nan mulia," kata Idrus.
Reporter: Achmad Fikri Fakih Haq/Merdeka.com