Produk Bersertifikat Halal Ternyata Mengandung Babi, Kok Bisa?

Jakarta, detikai.com - Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) berbareng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan temuan sembilan produk olahan makanan nan positif mengandung unsur babi dan telah beredar di pasaran Indonesia. Temuan ini didasarkan pada hasil uji laboratorium dari kedua lembaga.

Laboratorium BPJPH diklaim sebagai salah satu nan mempunyai tingkat ketelitian tertinggi di Indonesia.

Sebagai tindak lanjut, BPJPH memberikan hukuman berupa penarikan produk dari peredaran terhadap produk nan sudah bersertifikat legal namun terbukti mengandung unsur babi. Ini merujuk pada PP No. 42 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal.

Sementara itu, terhadap produk nan belum bersertifikat halal, BPOM bakal mengeluarkan peringatan dan petunjuk kepada pelaku upaya untuk menarik produk dari pasaran. Ini pun sesuai UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

Haikal juga mengatakan, pemerintah telah berkoordinasi dengan kementerian mengenai lainnya, serta asosiasi e-commerce untuk menghentikan penayangan produk nan dimaksud di platform digital. Ia juga meminta masyarakat untuk berperan-serta aktif dalam pengawasan, termasuk melaporkan produk mencurigakan melalui halal.go.id dan mengikuti kanal "Berita Halal Hari Ini" nan bakal diluncurkan mulai 1 Mei 2025.

"Produk mengandung babi boleh beredar, tapi kudu jujur mencantumkan info kandungan. Kalau tidak jujur, itu sudah termasuk penipuan dan bisa masuk ranah pidana," tegas Ahmad Haikal.