Pria Ini Raup Miliaran Dari Bisnis Foto Tanpa Pegang Kamera Sekalipun, Kok Bisa?

Sedang Trending 15 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Foto menjadi media favorit banyak orang untuk mengabadikan momen alias kenangan berbareng orang terkasih. Banyak cerita dihasilkan dari jepretan kamera, baik untuk disimpan sendiri maupun dibagikan kepada orang lain.

Hal inilah nan kemudian dilihat oleh Octadimas Dower sebagai kesempatan upaya potensial. CEO Difotoin.id ini sukses menciptakan mesin foto berupa photobox dan sudah nan menangkap lebih dari 1 juta momen.

Mesin milik Difotoin.id sekarang tersebar di beragam kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, hingga Bali. Dengan upaya nan terus berkembang, Octadimas justru tidak mempunyai latar belakang di bagian fotografi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan untuk mengoperasikan kamera saja laki-laki dengan background IT ini mengaku tidak pernah. Namun berkah hatikecil berbisnisnya, dia sukses mendirikan Difotoin.id nan terbilang sukses hingga sekarang.

"Sebenarnya dari basic saya tuh, saya sama sekali bukan basic orang fotografi, apalagi saya pegang kamera aja nggak pernah. Cuma memang pada saat itu kita lihat jika kita bisa menyelesaikan masalah orang, itu cuan pasti bakal ikut," katanya saat berbincang dengan detikaicom, Rabu (30/4/2025) lalu.

Sebagai informasi, dalam satu tahun pendapatan Difotoin.id bisa mencapai Rp 10 miliar. Sementara biaya nan ditawarkan ke untuk photobox berkisar Rp 35.000-55.000.

Sederhananya, mesin Difotoin.id bakal bekerja otomatis mengambil foto, kemudian mengeluarkan hasil cetak alias menampilkan soft file dengan memindai barcode. Pembayaran juga bisa dilakukan secara digital.

Ide upaya ini muncul dari keresahan Octadimas saat melakukan hobinya jalan-jalan. Kala itu, dia menyebut kesulitan mengambil foto alias kudu meminta tolong ke orang lain untuk difoto.

"Itu awal pertama kali kita ngeliat, wah ini rupanya ada problem di tengah jalan, kayaknya bisa nih jika kita coba bikin satu photobox, vending machine, nan kita stay taruh di outdoor udah 24 jam. Itu bisa membantu orang-orang nan mau mengabadikan momen secara utuh berbareng orang-orang nan dicintai," bebernya.

Berbekal pengalamannya itu dia langsung membikin mesin prototipe sebelum terjun langsung ke pasar. Meski sekarang sudah diterima baik, awalnya photobox milik Octadimas kurang dilirik.

Ia menduga persoalannya berasal dari awamnya masyarakat terhadap mesin photobox, sementara mereka kudu bayar dulu jika mau mencobanya. Dari situ dia mulai menerapkan sistem bayar setelah foto hingga lambat laun produk mereka mulai diterima pasar. Dalam perihal ini, kata dia, Riset menjadi perihal terpenting untuk memulai usaha.

"Ya udah akhirnya coba-coba pake metode foto dulu baru bayar. Nah, semenjak itu ada perubahan, barulah, lumayan dilirik sama mereka. Jadi riset nggak hanya di mesin, tapi dari aplikasi, flow-nya segala macem itu kita riset perlahan-lahan di lapangan," bebernya.

Octadimas mulai mengeksekusi upaya ini dan terjun ke pasar pada penghujung 2022. Mesin pertama Difotoin.id berlokasi di area taman Sarinah, Jakarta Pusat.

"Kebetulan pada saat itu Sarinah setelah rebranding kan dia ada pembaharuan besar-besaran, kita coba ambil satu titik stopnya Pak Erick Thohir (Menteri BUMN), kebetulan saat itu viral ada satu tempat Pak Erick peresmian dia foto di situ dan sempat viral. Memang view bagus, terus gedung Sarinah terlihat bagus," bebernya.

Pada kesempatan itu, Octadimas juga bercerita Difotoin.id sempat menjuarai inkubasi Baparekraf for Startup (BEKUP) 2024 nan diinisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) nan diikuti 3.880 peserta. Setelah itu dia mendapat banyak support dari pemerintah.

Octadimas juga membuka diri bagi pihak manapun nan tertarik untuk bekerja sama. Dari riset nan dilakukannya, segmen ini bakal terus tumbuh 9-12% per tahun seiring dengan berkembangnya media sosial.

"Kita sempat beli info dari bank info internasional soal upaya fotografi, info itu menyebut jika upaya fotografi itu bakal berkembang, 9-12% per tahun, dan itu bakal beriringan, terus melangkah dengan perkembangan sosial media," tutupnya.

Selain di Sarinah, mesin foto Difotoin.id berlokasi di sejumlah titik ikonik seperti Ancol Le Bridge, Beachwalk Shopping Center di Kuta, Bali, Heha Sky View di Patuk, Yogyakarta, Lalu di Ciater Subang, Jawa Barat, dan beragam tempat lainnya.

(ily/ara)

Selengkapnya