Pria As Terima Cangkok Ginjal Babi, Berharap Pulih Tak Perlu Cuci Darah Lagi

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Seorang laki-laki New Hampshire, Amerika Serikat (AS), menjadi orang kedua di AS nan menerima cangkok ginjal babi. Prosedur ini dilakukan oleh tim medis di Massachusetts General Hospital.

Tim Andrews (66) menerima ginjal babi pada tanggal 25 Januari 2025 dan dipulangkan dari rumah sakit sepekan kemudian. Cangkok ginjal babi ini diharapkan bisa memulihkan dia dari penyakit kandas ginjal kronis nan diidapnya.

"Ketika saya terbangun di ruang pemulihan, saya menjadi manusia baru," kata Andrews kepada The Associated Press.

Operasi ini menyoroti xenotransplantasi, transplantasi organ hewan nan dimodifikasi ke manusia, untuk mengurangi kekurangan organ manusia dan menyelamatkan nyawa. Pendekatan ini juga dapat membantu mengurangi kesenjangan kesehatan dalam kegagalan organ dan akses ke transplantasi.

Andrew berkesempatan lebih mini menerima donor ginjal lantaran golongan darahnya. Sebagai pemilik golongan darah O, dia kudu menunggu sekitar 5 sampai 10 tahun untuk mendapatkan kesempatan menerima donor ginjal dari manusia.

"Begitu saya bangun setelah operasi, ketakutan dialisis menghilang. Saya merasa berenergi kembali dan segar kembali. Itu adalah keajaiban," ujar Andrews.

"Besarnya apa nan dicapai para master dan perawat ini sungguh luar biasa dan saya mau berterima kasih kepada mereka lantaran telah memberi saya kesempatan hidup baru," sambungnya.

Transplantasi organ adalah pengobatan nan ideal untuk pasien kandas ginjal kronis, kata salah satu pemimpin tim Leonardo Riella, Associate Professor Bedah HMS Harold and Ellen Danser serta kepala medis untuk transplantasi ginjal di Mass General.

Namun, dia menjelaskan, lantaran kekurangan organ nan parah, sebagian besar pasien tetap menjalani dialisis alias cuci darah pengobatan nan mempertahankan hidup tetapi meningkatkan akibat komplikasi dan jangkitan kardiovaskular, mempunyai hasil jangka panjang nan buruk, dan secara signifikan mengurangi kualitas hidup.

"Xenotransplantasi merupakan titik kembali dengan menghilangkan kekurangan organ sebagai penghalang transplantasi," kata Riella. "Ini menawarkan solusi nan jauh lebih unggul daripada dialisis."

Andrews menekankan bahwa meskipun kemajuan awal dalam xenotransplantasi mungkin hanya memengaruhi penerima individu, dalam jangka panjang transplantasi semacam itu berpotensi mengubah ratusan ribu kehidupan.

"Transplantasi ini bukan tentang saya. Ini tentang semua orang nan saya temui di klinik dialisis, dan saya memandang apa nan mereka alami. Ada lebih dari 500.000 orang nan menjalani dialisis, dan saya mau menginspirasi mereka untuk tidak pernah putus asa lantaran itulah nan diberikan oleh transplantasi ini," pungkasnya.


(kna/kna)

Selengkapnya