Presiden Lebanon Marah Israel Bom Beirut: Timbulkan Bahaya Nyata

Sedang Trending 9 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Senin, 28 Apr 2025 16:04 WIB

Jakarta, detikai.com --

Presiden Lebanon, Joseph Aoun, mengecam serangan udara Israel di Ibu Kota Beirut, dan meminta Amerika Serikat untuk mendesak negara Zionis itu menghentikan serangannya.

"Israel merusak stabilitas di Lebanon dan meningkatkan ketegangan, sehingga menimbulkan ancaman nyata bagi keamanan di kawasan," kata Aoun, seperti dilansir Al Jazeera.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan ini disampaikan Aoun usai Israel menyerang pinggiran selatan Beirut setelah mengeluarkan peringatan evakuasi. Gumpalan asap tebal terlihat mengepul di area tersebut usai serangan nan terjadi pada Minggu (27/4) tersebut.

Amerika Serikat, selaku penjamin gencatan senjata Israel dan Lebanon nan disepakati pada 27 November lalu, dituntut untuk mendesak Israel menghentikan serangan.

Israel telah melanggar gencatan senjata itu beberapa kali dalam beberapa bulan dan minggu terakhir, dengan melakukan serangan terhadap ibu kota dan di seluruh Lebanon selatan.

Israel mengeklaim serangan terhadap Beirut menghancurkan "infrastruktur tempat rudal presisi" nan menjadi penyimpanan milisi Hizbullah. Meski demikian tuduhan Israel tanpa bukti.

Menurut pensiunan jenderal tentara Lebanon, Elias Hanna, serangan Israel terhadap Beirut mungkin ditujukan untuk mengumpulkan info intelijen tentang Hizbullah. Hanna menyebut operasi semacam ini dikenal sebagai "pinging the system".

"Jika Anda mempunyai info tentang perseorangan alias akomodasi tertentu, Anda mengirimkan peringatan, dan Anda menunggu untuk memandang gimana para pejabat alias pemimpin ini bakal menanggapinya. Apakah mereka bakal pindah dari satu tempat ke tempat lain," ungkap Hanna.

Selama perang nan berjalan selama setahun terakhir, pesawat nirawak dan jet tempur Israel secara rutin membombardir pinggiran selatan Beirut, tempat Hizbullah mempunyai pengaruh dan support nan luas.

Israel membunuh beberapa pemimpin tinggi Hizbullah di sana, termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah.

(dna/dna)

Selengkapnya