Presiden Filipina Soal Penangkapan Duterte: Kami Tak Komunikasi Ke Icc

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Presiden Filipina Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr menjelaskan penangkapan mantan presiden Rodrigo Duterte di Manila pada Selasa (11/3).

Bongbong mengakui tidak ada komunikasi antara pemerintah Filipina dengan Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) nan bermarkas di the Hague, Belanda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Filipina di bawah Bongbong sempat menolak permintaan ICC agar segera menangkap Duterte. Belakangan, kepolisian Filipina menangkap Duterte dan langsung dibawa ke Belanda.

Ia mengatakan penangkapan Duterte melalui koordinasi dengan kepolisian internasional alias Interpol.

"Kami tidak berkomunikasi langsung dengan ICC. Mereka meminta banyak arsip dari kami, tapi kami tidak menyediakannya satu pun. Bagaimanapun, kami tidak bisa menolak Interpol ketika mereka meminta support kami untuk menangani orang ini (Duterte)," ujar Bongbong.

Bongbong pun membantah tudingan bahwa penangkapan Duterte merupakan corak persekusi politis.

"Saya percaya dia (Duterte) bakal mengatakan itu," kata Bongbong, menjawab pertanyaan wartawan di Istana Kepresidenan, Selasa (11/3) bahwa penangkapan itu banget bermuatan politis, seperti dikutip dari Inquirer.

Ia kemudian menyinggung kasus dugaan kejahatan kemanusiaan nan dialamatkan kepada Duterte sudah dimulai sejak 2017. Saat itu Duterte tetap menjabat sebagai Presiden Filipina.

"Jadi, saya tidak memandang bahwa perihal itu (penangkapan Duterte) merupakan persekusi politik lantaran itu sudah diinisiasi sebelum saya muncul (jadi Presiden Filipina)," kata ujar Bongbong.

"Sekali lagi, kita kudu mengakui, tentu saja, wajar saja jika seorang mengaitkan dengan dinamika politik, tapi kami hanya mengikuti Interpol (kepolisian internasional)," beber Bongbong.

Sehari sebelumnya, Biro Komunikasi Istana Kepresidenan menyatakan bahwa Interpol di Manila telah menerima salinan surat perintah penangkapan Duterte dari ICC.

ICC meminta Filipina menangkap Duterte atas tuduhan kejahatan kemanusiaan dengan melakukan rangkaian pembunuhan di luar norma dalam operasi antinarkoba nan dilakukan Duterte saat tetap menjabat sebagai presiden Filipina.

Bongbong bentrok dengan family Duterte setelah sempat berkoalisi pada pilpres Filipina pada 2022. Saat itu Bongbong dipasangkan dengan putri Duterte, Sara Duterte, sebagai calon wakil Presiden.

Pasangan tersebut kemudian memenangkan pilpres Filipina. Api perseteruan mulai memanas tahun lampau setelah Bongbong mengubah konstitusi masa kedudukan Presiden Filipina.

Perseteruan itu berujung pada pemakzulan Sara dari kedudukan bangku Wakil Presiden Filipina.

(bac)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya