ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto menargetkan 15 juta anak-anak Indonesia telah mendapat makan bergizi cuma-cuma di September 2025.
Dia menekankan program makan bergizi gratis kudu menyasar semua anak-anak Indonesia pada akhir 2025.
"Untuk Januari sampai April 2025 program ini sasarannya adalah 3 juta anak. Bulan April sampai Agustus 2025 bakal menuju 6 juta anak. September kita harapkan 15 juta anak. Dan akhir 2025 sasaran kita adalah semua anak-anak Indonesia bisa dapat makan bergizi," kata Prabowo saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Dia menyampaikan hingga sekarang program nan dimulai pada 6 Januari 2025 ini telah melayani 650.000 anak-anak di 31 provinsi. Prabowo menuturkan keberhasilan ini berkah kerja keras semua jejeran menteri dan pemerintah daerah.
"Terima kasih kerjasama ini. Seluruh kementerian/lembaga ikut mengamankan dan menyukseskan program ini. Kita bakal bersinergi dengan pemerintah daerah, gubernur, bupati, wali kota, dan seluruh perangkat daerah," ujarnya.
Prabowo mengatakan makan bergizi cuma-cuma bermaksud agar anak-anak Indonesia menjadi kuat dan cerdas. Dia optimistis keahlian akademis anak-anak bakal meningkat kedepannya.
"Ini adalah masalah strategis. Kita memperkuat masalah Indonesia. Anak-anak Indonesia kudu kuat kudu pandai kudu semangat kudu sekolah dengan baik. Saya percaya dalam waktu nan tidak lama kita bakal memandang peningkatan hasil keahlian akademis anak-anak kita," tutur Prabowo.
Istana Bantah Program Makan Bergizi Gratis Pangkas Anggaran Pembangunan IKN
Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Dedek Prayudi meluruskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak memangkas anggaran pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Sebenarnya bukan seperti itu ya. Jadi jangan, minta jangan di-frame bahwa seolah-olah MBG ini mengorbankan nan lain,” tutur Dedek kepada wartawan, dikutip Selasa (21/1/2025).
“Tapi memang ada refocusing. Dari eranya Presiden Jokowi nan menjadikan alias membangun prasarana secara masif, kemudian ketika prasarana itu secara masif sudah dibangun, sekarang saatnya kita refocusing untuk membangun SDM (Sumber Daya Manusia). Kurang lebih seperti itu ya,” sambungnya.
Menurut Dedek, peningkatan kualitas SDM itu tidak hanya soal Makan Bergizi Gratis, melainkan ada banyak sekali program. Seperti misalnya di sektor medis, terdapat program pemeriksaan kesehatan cuma-cuma dengan anggaran Rp4,7 triliun.
“Belum lagi kita bicara periksa TBC, itu Rp8 triliun. Kemudian ada peningkatan kualitas prasarana kesehatan, rumah sakit, puskesmas, itu Rp15 triliun lagi sendirian. Kurang lebih seperti itu,” jelas dia.
“Jadi, apa namanya, bukan MBG sedang menyantap nan lain, bukan. Tapi, nan ada adalah dari nan tadinya prasarana kita bangun secara masif, maka sekarang prasarana APBN kita, kita alihkan, sekarang refocusing ke pembangunan manusia. Sementara prasarana tetap dibangun, hanya sekarang peran swasta bakal lebih ditingkatkan,” lanjut Dedek.
Dia menyatakan, pengalihan konsentrasi pemerintah dari pembangunan prasarana ke peningkatan kualitas SDM tidak bakal mempengaruhi penyelesaian IKN.
“Oh enggak, enggak. IKN itu tetap sudah dianggarkan, itu anggarannya Rp20 sekian triliun, dan apa namanya, saya lupa persisnya berapa, hanya itu Rp20 sekian triliun. Tapi nan jelas, anggaran tersebut memang turun dibandingkan 2024,” ungkapnya.
Anggaran IKN Turun
Dedek menegaskan, penurunan anggaran IKN bukan berfaedah komitmen penuntasannya juga ikut kendur dan disebabkan oleh program Makan Bergizi Gratis. Hal itu dikarenakan adanya pemisah maksimal penggunaan APBN untuk pembangunan infrastruktur.
“Karena memang ada ceiling, APBN itu boleh bayar untuk pembangunan IKN itu cuman sekian puluh persen, dan itu ada di Undang-Undangnya. Dan ketika itu sudah mendekati ceiling, alias sudah sampai di pemisah atas, maka sudah saatnya sektor swasta nan kemudian membiayai,” Dedek menandaskan.