ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Malaysia saat ini menghadapi aging population alias masyarakat nan menua, 8,1 persen penduduknya berumur 65 tahun ke atas pada 2024, menurut info Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Proporsi ini diperkirakan bakal meningkat menjadi 14,5 persen, nan mendorong populasi Malaysia dominan dengan lansia pada 2040, lebih sigap dari nan diperkirakan. Sebelumnya, pemerintah memperkirakan perihal ini baru bakal terjadi pada tahun 2044.
PBB mendefinisikan negara dengan status populasi menua saat lebih dari 7 persen penduduknya berumur 65 tahun ke atas. Ketika proporsi ini melewati pemisah 14 persen dan 20 persen, masyarakat tersebut masing-masing dikategorikan sebagai masyarakat menua dan apalagi sangat menua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Populasi Malaysia menua dengan sigap lantaran meningkatnya angan hidup dan penurunan drastis total fertility rate (TFR) alias nomor kelahiran.
Pada Februari lalu, Menteri Pemberdayaan Perempuan, Keluarga, dan Masyarakat, Nancy Shukri, menyampaikan kepada parlemen bahwa nomor kelahiran Malaysia menurun dari 2,2 pada 2012 menjadi 1,7 pada 2023. Padahal, tingkat penggantian nan diperlukan untuk mempertahankan populasi dari satu generasi ke generasi berikutnya adalah 2,1.
Di sisi lain, Menteri Ekonomi, Rafizi Ramli, pertama kali mengumumkan pada Agustus 2024 bahwa pemerintah berencana mengusulkan white paper alias kitab putih tentang penuaan populasi tahun ini. Ia mengatakan bahwa para pejabat telah menyusun kerangka kerja serta rencana tindakan untuk mengatasi tren tersebut.
Meskipun sedikit rincian nan dirilis mengenai white paper tersebut, Rafizi dilaporkan mengatakan bahwa arsip ini bakal mengatasi "kelemahan" dalam perlindungan sosial, khususnya bagi para pensiunan.
Rafizi juga menyatakan pada November lampau bahwa white paper itu bakal membahas bidang-bidang seperti asuransi, pensiun, serta aspek norma untuk mengembangkan industri perawatan lansia di Malaysia.
Apa Dampaknya?
Di area Asia Tenggara, Malaysia mempunyai proporsi masyarakat berumur di atas 65 tahun terbesar keempat pada tahun 2023, ialah sebesar 7,4 persen, berasas info dari Sekretariat Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
Meski begitu, Vietnam (9,2 persen), Thailand (13,4 persen), dan Singapura (17,3 persen) mempunyai populasi lansia nan lebih besar dibandingkan Malaysia.
Seperti beberapa negara tetangganya di Asia Tenggara, Malaysia mencapai status negara menua lebih sigap dari nan diperkirakan. Beberapa pengamat mempertanyakan apakah pemerintah bertindak terlalu lambat dalam mengatasinya.
Lee Min Hui, konsultan kelamin di United Nations Population Fund (UNFPA), mengatakan bahwa Malaysia sudah merasakan akibat dari terbatasnya support untuk orang lanjut usia.
"Dengan semakin banyaknya wanita nan meninggalkan bumi kerja dan beranjak ke pekerjaan perawatan, serta semakin banyaknya orang lanjut usia nan menghadapi masalah mengenai ketergantungan pada perawatan dan kesulitan mendapatkan perawatan, bakal lebih baik jika persiapan ini dapat dilakukan lebih awal," katanya, dikutip dari CNA.
"Hal ini terjadi lantaran dibutuhkan waktu untuk membangun infrastruktur, kerangka kerja, dukungan, dan perubahan pola pikir nan diperlukan untuk memastikan respons holistik terhadap penuaan."
Sementara itu, Direktur Social Wellbeing Research Centre, Norma Mansor, menegaskan bahwa perihal ini belum terlambat jika segera ditangani, dengan mencatat bahwa usia rata-rata di Malaysia tetap 31 tahun, dibandingkan dengan Singapura nan telah mencapai 43 tahun.
"Di Malaysia, kami tetap mempunyai waktu untuk merencanakan dan menikmati faedah ekonomi perak," kata Norma.
"Namun jika kami tidak melakukannya sekarang, maka kami bakal terlambat."
Norma juga menyoroti rencana pemerintah Malaysia untuk mengusulkan kitab putih tersebut. Menurutnya, kitab tersebut kudu diajukan lebih cepat.
Selain itu, kitab tersebut juga kudu membahas pengembangan ekonomi perawatan Malaysia, nan mencakup perawatan terjangkau bagi orang lanjut usia dengan beragam keahlian serta perlindungan sosial bagi pengasuh informal di rumah.
"Buku putih tersebut juga kudu mencakup aspek-aspek seperti keamanan finansial, prasarana ramah usia lanjut, dan penuaan nan sehat," tambah para ahli.
(suc/naf)