Polusi Manusia Selamatkan Bumi? Ini Temuan Mengejutkan Para Ahli

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Penelitian terbaru menemukan polusi aerosol nan dihasilkan manusia dapat mendinginkan suasana lebih besar dari perkiraan sebelumnya, sehingga kemungkinan besar menutupi tingkat pemanasan dunia nan sesungguhnya.

Studi nan dipimpin oleh University of Eastern Finland dan Finnish Meteorological Institute ini mengatakan, partikel lembut di udara berpengaruh besar terhadap sifat awan nan kemudian berakibat pada suhu bumi. Temuan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kecermatan model suasana dalam memprediksi perubahan suasana di masa depan.

Aerosol adalah partikel mini nan melayang di udara, berasal dari sumber alami seperti letusan gunung berapi alias cipratan laut, maupun dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, emisi industri, hingga aktivitas memasak.

Penelitian nan dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience ini menggunakan info jangka panjang dari stasiun pemantauan Aerosol, Clouds and Trace Gases Research Infrastructure (ACTRIS) di Svalbard dan Finlandia. Hasilnya menunjukkan, perubahan konsentrasi aerosol mempunyai akibat nan jauh lebih besar terhadap sifat awan dibandingkan perkiraan sebelumnya.

"Emisi partikel lembut antropogenik telah mendinginkan suasana dengan mengubah sifat awan, sehingga sebagian besar mengimbangi pemanasan akibat gas rumah kaca," ujar Profesor Annele Virtanen dari University of Eastern Finland mengutip laman Euro News, Jumat (11/4/2025).

Ia bilang, pengaruh pendinginan ini berada di kisaran tertinggi dari perkiraan sebelumnya nan berbasis info satelit. Selain itu, penelitian ini juga mengevaluasi keahlian model suasana dalam menggambarkan hubungan antara sifat awan dan konsentrasi aerosol. Para intelektual menemukan adanya kelemahan dalam representasi proses krusial ini di beragam model, serta perbedaan signifikan antara model mengenai hubungan aerosol dan awan.

"Temuan ini bakal membantu kami mengembangkan model suasana nan lebih jeli untuk memprediksi perubahan suasana di masa depan," kata Profesor Sami Romakkaniemi dari Finnish Meteorological Institute.

Menurutnya, model-model ini mempunyai peran kunci dalam menilai akibat dari beragam skenario emisi di masa mendatang.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kulit Breakout, Lawyer Ini Banting Stir Jadi Pengusaha Skincare

Selengkapnya