Pgn Jaga Kinerja Operasional-ketahanan Energi Nasional Di Kuartal I 2025

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Subholding Gas Pertamina PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencatat keahlian operasional nan solid pada Kuartal I 2025 di tengah tekanan kondisi geopolitik dan perubahan nilai daya global.

PGN terus memperkuat perannya dalam menjaga ketahanan daya nasional melalui optimasi prasarana dan agregasi pasokan gas bumi. Selama tiga bulan pertama 2025, volume penyaluran gas PGN tercatat sebesar 861 BBTUD, sementara transmisi mencapai 1.602 MMSCFD.

"Kami terus konsentrasi pada efisiensi, kesinambungan pasokan gas, dan percepatan proyek strategis seperti pengembangan jaringan gas rumah tangga serta prasarana LNG," ungkap Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman, dalam keterangan tertulis, Rabu, (30/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keandalan prasarana tetap tinggi di level 99,9%, menopang jasa kepada lebih dari 820 ribu pengguna di seluruh Indonesia, mencakup 817.420 rumah tangga, 2.587 pengguna mini dan 3.291 industri dan komersial. Fajriyah menyebut kuartal ini merupakan periode konsolidasi strategi di tengah transisi pasokan daya domestik.

Sesuai kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), gas pipa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pengguna industri penerima HGBT untuk mendukung daya saing industri strategis nasional. Di sisi lain, terbatasnya pasokan gas pipa akibat penurunan produksi dari beberapa lapangan hulu di wilayah Jawa dan Sumatera, mendorong PGN untuk mengoptimalkan pemanfaatan jasa regasifikasi LNG di Lampung, Arun, dan Jawa Barat.

Hal ini dilakukan guna menjaga kesinambungan pasokan energi, khususnya untuk sektor kelistrikan dan industri komersial lainnya termasuk pengguna non-HGBT. Volume jasa regasifikasi melalui perjanjian Terminal Usage Agreement (TUA) FSRU Lampung naik menjadi 109 BBTUD, sementara jasa melalui akomodasi LNG Arun mencapai 128 BBTUD dan FSRU Jawa Barat 294 BBTUD.

PGN juga mencatat kontribusi di segmen lain seperti transportasi minyak sebesar 171.943 BOEPD, lifting migas sebesar 16.461 BOEPD, dan perdagangan LNG internasional sebesar 68 BBTUD. Dari sisi keuangan, PGN membukukan pendapatan sebesar US$ 967 juta alias tumbuh 2% dibandingkan periode nan sama tahun lalu.

EBITDA tercatat US$ 205 juta, sementara untung bersih mencapai US$ 62 juta. Tekanan geopolitik, perubahan nilai minyak serta perubahan kurs baik IDR terhadap USD maupun JPY terhadap USD mempengaruhi keuntungan margin dan perusahaan sukses mengimbangi melalui penguatan operasional, optimasi biaya internal dan efisiensi.

"Kami menyikapi volatilitas pasar dengan mempercepat proyek strategis dan menjaga kelancaran operasional agar faedah gas bumi tetap berakibat luas bagi ekonomi nasional," kata Fajriyah.

Langkah strategis PGN juga diperkuat dengan ditetapkannya sebagai pemegang Hak Khusus pada Wilayah Jaringan Distribusi (WJD) Gas Bumi di Kota Batam oleh BPH Migas. Penunjukan ini membuka kesempatan pengembangan sekitar 16.000 sambungan rumah tangga, industri, dan komersial hingga 2027.

"Kami menjalankan investasi strategis secara berkepanjangan agar utilisasi gas domestik meningkat dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional," jelas Fajriyah.

PGN berupaya memperkuat ketahanan daya dan terus menjajaki beragam potensi sumber pasokan gas baru dan memperkuat komunikasi serta koordinasi dengan Pemerintah, regulator, dan para pemangku kepentingan lainnya, guna memastikan keandalan pasokan dapat memenuhi kebutuhan gas bumi khususnya sektor komersial dan industri domestik.


(hnu/ega)

Selengkapnya