Petaka Tarif Trump, Barang Ini Kosong Di Mana-mana

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Tarif impor nan diterapkan pemerintah Amerika Serikat (AS) mulai menuai petaka di sektor ritel. Pegatron, pemasok utama Apple dan Dell, mengatakan bahwa tarif nan diberlakukan oleh Trump telah membingungkan para konsumen AS.

Mereka juga memperingatkan bahwa kebijakan tersebut berisiko mengakibatkan kelangkaan barang-barang elektronik konsumen di AS.

Chairman Pegatron, T.H. Tung, mengatakan pemberlakuan tarif nan naik-turun secara tiba-tiba telah membingungkan pengguna di AS. Tung mengungkapkan bahwa kekacauan ini berisiko besar menyebabkan kelangkaan produk elektronik konsumen.

"Dalam dua bulan ke depan, rak di Amerika Serikat bisa menyerupai negara bumi ketiga, di mana orang datang ke toko alias pasar hanya untuk menemukan rak-rak kosong, semua lantaran semua pihak memilih menunggu dan melihat," kata Tung, dikutip dari laporan Reuters, Senin (29/4/2025).

Bulan ini, Trump sempat mendadak menunda sebagian tarif untuk beberapa negara mitra jual beli seperti Vietnam, Indonesia, dan India, tempat Pegatron mempunyai pedoman produksi. Namun, tarif 10% untuk nyaris semua peralatan impor ke AS tetap diberlakukan.

Meski penundaan ini dimaksudkan untuk memberikan sedikit ruang bernafas bagi pelaku pasar selama proses negosiasi dagang, Tung menilai para importir AS belum tentu bakal berani meningkatkan pengiriman barang.

"Mereka bakal tetap berhati-hati jika merasa tarif 10% ini nantinya bakal dibatalkan," ujarnya.

Lebih lanjut dia menyebut bahwa tindakan Trump telah mengganggu kelancaran logistik dunia nan menjadi tulang punggung rantai pasok modern.

"Faktanya, hanya lantaran Trump meningkatkan tarif, bukan berfaedah seluruh bumi bakal mengikuti. Kami tetap berpegang pada rencana ekspansi kami di luar negeri," tegasnya.

Pegatron diketahui mulai memindahkan sebagian produksi dari China ke negara-negara Asia Tenggara serta Meksiko sejak periode pertama Trump menjabat.

Namun Tung menambahkan, pemilihan letak pabrik baru tidak semata-mata keputusan kontraktor Taiwan, melainkan kudu dinegosiasikan berbareng para pengguna besar seperti Apple dan Dell.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Investasi Kripto Saat "Titah" Trump Bikin Gejolak Pasar

Next Article Tarif Trump Ditunda, 7 Raksasa Teknologi Bangkit dari Jurang

Selengkapnya