Persibo Kecewa Tak Dapat Keadilan Meski Jadi Korban Kekerasan Di Liga 2

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Persibo Bojonegoro kecewa berat terhadap keputusan mengenai kerusuhan saat melawan Deltras Sidoarjo di Liga 2 2024/25. Mereka merasa tidak ada keadilan dari otoritas sepakbola lokal.

Presiden Persibo Deddy Adriyanto Wibowo mengaku putusan Komite Disiplin hingga PT Liga Indonesia Baru (LIB) hanya konsentrasi ke Persibo. Sementara kekerasan nan didapatkan Persibo sama sekali tidak mendapat perhatian.

Pemain-pemain Persibo mendapat penyerangan setelah Amir Hamzah mencetak gol penyeimbang 1-1 di injury time lewat quick free-kick (tendangan bebas cepat). Sebelumnya Deltras sudah unggul 1-0 lebih dulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deltras melancarkan protes keras lantaran tendangan bebas sigap itu dianggap tidak sah. Karena emosi tidak terkendali, tindakan kekerasan pun dilayangkan ke pemain-pemain Persibo nan beberapa di antaranya terluka parah.

Komite Disiplin PSSI kemudian menganulir gol tersebut dengan argumen gol tidak sah. Selain itu, Persibo kecewa tidak ada sorotan terhadap kekerasan nan dialami timnya.

Persibo kemudian melakukan banding ke Komite Banding (Komding). Akhirnya PT LIB mengambil alih dan memutuskan untuk tetap membatalkan gol Persibo dan mewajibkan laga dilanjutkan untuk memainkan sisa waktu dengan susunan pemain nan sama dari kedua tim di venue netral pada 18 Januari 2025. Laga juga dilanjutkan dengan skor 1-0 tetap untuk kelebihan Deltras.

"Saya selaku Presiden Klub Persibo Bojonegoro menyampaikan kekecewaan atas surat dari PT Liga Indonesia Baru. Hal ini merefleksikan gimana sepakbola Indonesia berjalan. Keputusan dari LIB ini bakal berakibat besar kepada Sepakbola Indonesia di masa nan bakal datang," kata Deddy saat memberikan keterangan di Jakarta, Kamis (16/1).

"Kami memang bukan orang lama di bumi sepakbola Indonesia, namun demikian kami mempunyai kecintaan dan cita-cita untuk bisa berkontribusi semaksimal mungkin di sepak bola Indonesia. Kami sangat senang bisa menjadi motor penggerak klub Persibo Bojonegoro nan mana klub ini mendapat support penuh dari masyarakat dan suporter nan sangat kami cintai," ujarnya menambahkan.

Dilanjutkan Deddy, pihaknya selama menjalani kejuaraan di Liga 2 ini dengan sikap selalu menghormati dan menjunjung tinggi sportivitas dengan memenuhi seluruh peraturan dan izin nan telah ditetapkan baik oleh PSSI maupun FIFA, menghormati semua keputusan wasit nan diberikan kepada tim, begitu pun dengan para suporter nan selalu memeriahkan setiap laga dengan situasi nan kondusif selama pertandingan berlangsung.

"Namun dengan adanya peristiwa ini, sejujurnya kami belum pernah memandang perihal seperti ini terjadi sebelumnya di bumi sepak bola. kami sangat kecewa dengan keputusan ini. Belum lagi kami juga menyoroti tindakan kekerasan nan terjadi terhadap pemain-pemain Persibo di lapangan pada saat itu. Saat ini kami sungguh tidak mengerti gimana sepak bola di Indonesia ini berjalan. Peraturan mana nan kudu kami mengerti," tutur Deddy.

"Pemain kami dipukuli tanpa ada konsekuensi, skor diubah di luar pertandingan. Apakah hal-hal seperti ini normal di sepak bola Indonesia? Apabila tidak ada perubahan terhadap keputusan ini, maka pemahaman kami bakal sepakbola di Indonesia ini bakal berbeda yaitu; wasit tidak mempunyai keputusan mutlak, skor bisa dianulir di luar pertandingan, dan tidak diperlukan keadilan terhadap kekerasan nan terjadi di lapangan. Kami minta tolong kepada masyarakat Indonesia andaikan terdapat kesalahan pemahaman kami lantaran ini nan kami hadapi saat ini," ucapnya.

Menurut Deddy, sepak bola Indonesia saat ini sedang dalam masa nan sangat baik. Besar angan Persibo bahwa perihal seperti ini tidak terjadi lantaran bisa mencoreng nama baik sepakbola Indonesia. Deddy berbareng segenap pengurus telah mengorbankan waktu, tenaga dan duit nan tidak sedikit.

"Semua itu kami lakukan hanya lantaran rasa cinta kita terhadap sepakbola Indonesia pada umumnya, rasa cinta kita terhadap suporter Persibo dan untuk sepak bola Indonesia nan lebih baik. Untuk itu, kami minta LIB dan PSSI bisa meninjau ulang surat keputusan nan telah diterbitkan dengan mempertimbangkan akibat masa depan sepak bola andaikan tidak ada perubahan terhadap surat keputusan dari LIB Nomor 065/LI-COR/I/2025 tanggal 15 Januari 2025," ujar Deddy.

"Kami mematuhi pedoman tertinggi dalam sebuah kitab tertinggi sebuah kejuaraan adalah regulasi, kami alim dengan izin namun keputusan operator liga PT LIB betul-betul di luar dari peraturan izin nan kita pedomani sebagai kitab sebuah liga nan menjadi pedoman semua peserta serat perangkat pertandingan serta operator, kami tidak bakal menyerah kami bakal tuntut keadilan bagi tim kami," katanya lagi.

(mro/adp)

Selengkapnya