Perkuat Ekonomi Rakyat, Gibran Tinjau Pasar Tradisional Dolok Sanggul Sumbar

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka meninjau Pasar Dolok Sanggul di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara, Jumat, (16/5/2025). Tinjauan kali ini tak sendiri, dirinya didampingi sang istri Selvi Ananda dan adik iparnya nan juga menjabat sebagai Gubernur Sumatra Utara Muhammad Bobby Nasution.

Menurut dia, pengarahan Presiden Prabowo Subianto adalah memperkuat ekonomi kerakyatan dan kedaulatan pangan. Maka, kunjungannya ke pasar tradisional menjadi penegasan dari komitmen pemerintah mendorong peran pasar tradisional sebagai pusat pengedaran hasil pertanian lokal nan berpihak pada petani dan pelaku UMKM.

Mengutip siaran pers, Sabtu (17/5),  Gibran memperhatikan dinamika aktivitas perdagangan di pasar tersebut. Ia menilai, Pasar Dolok Sanggul mempunyai posisi strategis sebagai simpul ekonomi organisasi sekaligus lokasi wisata berbasis budaya lokal.

Dia pun menekankan pentingnya peningkatan kualitas sarana dan prasarana pasar, higienitas lingkungan, serta pemberdayaan pedagang lokal agar pasar tradisional tetap relevan dan kompetitif di tengah arus modernisasi. Sebab, upaya modernisasi kudu tetap menjaga karakter tradisional sebagai bagian dari warisan budaya dan sumber penghidupan masyarakat.

Dia pun kemudian menyempatkan diri berinteraksi dengan para pedagang dan membeli beberapa komoditas seperti tomat, buncis, dan kopi.

Bangga Kopinya Dibeli Gibran

Salah satu pedagang kopi, Daniel Sihombing, mengungkapkan rasa bangganya saat kopi nan dia jual dibeli langsung oleh Wakil Kepala Negara.

“Dibeli kopi dua kilo, harganya Rp110.000,” ujar Daniel.

Dia pun menyampaikan harapannya agar pemerintah terus memberikan perhatian kepada pelaku upaya kecil.

“Mudah-mudahan pemerintah bisa melangkah lebih baik lagi ke depan,” minta Daniel.

“Mohon diperhatikan UMKM mini seperti kami,” tandasnya.

Melalui kunjungan ini, Wapres menegaskan pentingnya keberadaan pasar tradisional sebagai simpul pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus sebagai etalase keberagaman produk lokal nan mendukung misi pemerataan pembangunan nasional.

Gibran: Kepala Negara Banyak Ngeluh Masalah Pangan, Indonesia Malah Surplus

Gibran Rakabuming Raka mengatakan banyak kepala negara nan menemuinya maupun Presiden Prabowo Subianto mengeluhkan masalah pangan. Namun, kata dia, Indonesia tak mengalami perihal tersebut dan justru surplus pangan.

"Sering disampaikan Pak Presiden, kemandirian pangan itu penting. Tidak ada satu negara pun nan bisa berdiri tanpa pangan. Banyak kepala-kepala negara nan berjamu ke istana, mengunjungi saya, Pak Presiden, semuanya mengeluh masalah pangan. Tapi kita tidak, kita malah surplus (pangan)," kata Prabowo saat menutup Muktamar ke-15 Persatuan Umat Islam (PUI) di Sumatera Utara, sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (16/5/2025).

Menurut dia, Presiden Prabowo Subianto sangat konsentrasi pada swasembada pangan. Gibran mengatakan dirinya kerap kunjungan ke wilayah seperti, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memastikan kesiapan pupuk, bibitnya baik, hingga air irigasi. Gibran menyebut pemerintah sangat konsentrasi menyelesaikan masalah pangan.

"Mafia pupuk diberantas, pembangunan-pembangunan waduk terus dikejar, dan kita juga punya Menteri Pertanian nan tidak pernah di kantor, tapi terus turun ke sawah. Jadi ini sekali lagi saya minta sinergi dan kerjasama nan baik dengan bapak-ibu family besar PUI," tuturnya.

53 Bendungan Baru

Gibran menyampaikan Indonesia mempunyai 53 waduk baru, dimana 45 di antaranya sudah bisa mengairi lahan pertanian. Pemerintah juga menganggarkan Rp12 triliun untuk pembangunan dan perbaikan irigasi.

"Jadi sebelumnya ini sudah ada waduk dan lain-lain, tapi irigasinya rusak. Jadi tahun ini kita perbaiki semua," ujar Gibran.

Selain itu, Gibran menjelaskan sebanyak 145 izin nan tumpang tindih dan menyulitkan masyarakat maupun petani susah dipangkas serta disederhanakan. Khususnya, patokan mengenai pupuk.

"Karena sebelum-belumnya pasti jika ketemu petani nan diperlukan pupuk, pupuk, pupuk, pupuk mahal, pupuk tidak ada. Nah ini regulasinya sudah dipangkas. Dan juga membangun ekosistem hilirisasi pertanian dan kelautan nan berkeadilan, nan melibatkan petani, peternak, nelayan, petambak, dan UMKM," jelas Gibran.

Selengkapnya