ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, meninggal bumi pada Senin (21/4) di Vatikan.
Paus sempat dirawat di Rumah Sakit Agostino Gemelli akibat penyakit pneumonia dobel nan dideritanya. Ia di rumah sakit selama lima pekan sejak 14 Februari 2025 dan dipulangkan pada 23 Maret.
Paus Fransiskus mulai jatuh sakit nan cukup parah ketika mengalami bronkitis sehingga kudu dirawat di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 12 Februari, Paus sempat meminta kardinal Vatikan membacakan pidatonya lantaran tak kuat akibat penyakit bronkitisnya.
Menurut Politico, dua orang nan berkawan dengan masalah ini mengatakan Paus Fransiskus telah menderita rasa sakit nan dahsyat dan secara pribadi meyakini bahwa dia tak bisa memperkuat melawan penyakitnya kali ini.
Pada 14 Februari, Paus pun dirawat di rumah sakit. Dokter saat itu mengatakan sang Bapa Suci menderita jangkitan polimikroba pada saluran pernapasan di mana kondisinya cukup "kompleks".
Pada 21 Februari, tim master nan merawat Paus Fransiskus mengatakan bahwa Paus mesti dirawat sepanjang pekan lantaran kondisi kesehatannya. Meski begitu, master kala itu menyatakan Paus "tidak dalam keadaan bahaya."
"Pertanyaannya adalah, apakah paus sudah keluar dari bahaya? Tidak, paus tidak dalam bahaya," katanya dalam sebuah konvensi pers di rumah sakit Gemelli di Roma, dilansir AFP, Jumat (21/2).
Pada 25 Februari, otoritas Vatikan menyatakan bahwa Paus Fransiskus kritis selama empat hari berturut-turut. Namun demikian, dia tetap stabil.
Vatikan menyatakan tim master tetap mengawasi kondisi prognosis Paus. Setelah dirawat selama lima pekan, kondisi Paus pun dinyatakan terus mengalami peningkatan.
Keluar RS, Paus desak Israel setop bombardir Gaza
Paus mendesak Israel segera menyetop serangannya ke Jalur Gaza, Palestina. Permintaan itu disampaikan Paus dalam angan Angelus-nya nan diterbitkan pada Minggu (23/3), saat dia pulang dari rumah sakit.
"Saya sedih dengan dimulainya kembali pemboman Israel nan intens di Jalur Gaza, dengan begitu banyak korban tewas dan luka-luka," tulis Paus, melansir AFP.
"Saya meminta agar serangan segera dihentikan dan lanjutkanlah perbincangan sehingga semua sandera dapat dibebaskan dan gencatan senjata nan definitif dapat tercapai," lanjutnya.
Perdana muncul ke publik usai keluar RS
Paus Fransiskus muncul perdana ke publik dua pekan setelah keluar dari rumah sakit.
Sang Bapa Suci terlihat tetap memakai perangkat bantu pernapasan dan duduk di bangku roda. Dia menyapa umat di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, usai misa nan didedikasikan untuk orang sakit, Peringatan Yubelium Orang Sakit dan Tenaga Kesehatan, digelar.
Suara Paus terdengar pelan tetapi tetap cukup jelas terdengar. Orang-orang nan berada di lapangan itu terlihat merekam dan memotret Paus.
Tampil saat Paskah dan serukan perdamaian
Paus Fransiskus mengejutkan ribuan umat Katolik saat Paskah, Minggu (20/4), di Vatikan.
Dengan bunyi pelan dari bangku rodanya, dia mengucapkan "Selamat Paskah" nan disambut suka cita umat Katolik.
Paus berupaya keras untuk datang di hari besar umat Kristiani tersebut. Ia apalagi mengelilingi Lapangan Santo Petrus dengan popemobile, menyapa umat dan memberkati bayi selama nyaris 15 menit meskipun tampak lemas.
Dalam pesannya, Paus menekankan pentingnya kebebasan berpikir, beragama, dan menghormati perbedaan. Ia juga mengecam tindakan anti-Semitisme dan menyebut situasi di Gaza sebagai "dramatik dan memprihatinkan."
Paus kemudian menyerukan agar para pemimpin bumi tidak tunduk pada logika ketakutan nan hanya memecah dan menjauhkan manusia dari satu sama lain.
"Jangan biarkan kita lupa, nan terkena bukanlah target, tetapi manusia, masing-masing mempunyai jiwa dan martabat," ujar Paus dalam pesannya, menyinggung serangan terhadap penduduk sipil, sekolah, rumah sakit, dan pekerja kemanusiaan.
(blq/tsa)
[Gambas:Video CNN]