Peringatan Keras Luhut Ke Pejabat Tak Pro Produk Ri: Kita Hajar Ramai-ramai!

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan para pejabat untuk pro terhadap produk dalam negeri. Hal ini disampaikan Luhut dalam Munas Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) di Jakarta.

"Pokoknya kita wajib hukumnya sebanyak mungkin menggunakan dalam negeri. Jadi Pak Ketua, pokoknya Anda nggak usah ragu-ragu. Jadi kalau ada pejabat-pejabat itu tidak pro dalam negeri, nanti kita ramai-ramai hajar aja," tegas Luhut dalam acara tersebut di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (15/1/2025).

Luhut sempat bercerita bagaimana sulitnya kondisi Indonesia saat Pandemi COVUD-19. Kala itu industri kesehatan Indonesia belum mandiri sehingga harus mengandalkan impor untuk memasok obat-obatan dan alat kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan untuk memenuhi paracetamol saja tergolong sulit dan harus mengimpor dari India. Hal itu sangat memukul pemerintahan Indonesia, terlebih ketika India menerapkan kebijakan lockdown.

"Kita merasakan betapa begitu kita tidak mandiri dalam alat kesehatan, obat, kita betul-betul sangat tertekan. Dan saya ingat betul waktu itu paracetamol kita tidak punya. Dan kemudian kita harus impor dari India. India lockdown, kita betul-betul menangis. Karena paracetamol saja tidak ada di Indonesia," ujarnya.

Sejak saat itu ia mendorong agar Indonesia bisa memenuhi 60-70% kebutuhan alat kesehatannya dari dalam negeri. Ia juga mengingatkan untuk menekan angka impor terhadap produk kesehatan yang bahan bakunya bisa diproduksi dalam negeri.

Luhut mempersilakan ASPAKI melapor kepadanya jika menghadapi masalah terkait industri mereka. Meskipun ia juga mengingatkan agar produksi dalam negeri tetap harus efisien dan mengikuti standar internasional.

"Kalau ada masalah beritahu kita, nanti kita lawan rame-rame yang tidak pro dalam buatan dalam negeri. Tapi buatan dalam negeri harus efisien, harus juga standar internasional. Jadi BPJS atau rumah sakit, wajib juga hukumnya menggunakan penduduk dalam negeri," bebernya.

Selain mencari untung, industri tetap harus memperhatikan kualitas, kuantitas serta penerapan teknologi. Terkait kualitas, Luhut sebenarnya percaya dengan kemampuan industri dalam negeri, terbukti dengan banyaknya alat kesehatan yang kini beredar di rumah sakit.

"Kan suka bilang, ohio kurang bagus ini, kurang ini. Kita kirim ke rumah sakit, kalau nggak ada komplain berarti bagus. Kan dipakai juga bisa. Kita jangan terus mau pakai barang-barang kualitas yang luar negeri. Tapi bertahap kalian, teman-teman sekalian harus bisa membuat kualitas yang bisa kita ekspor juga," sebutnya.

Terlebih Indonesia kini sudah bergabung dengan BRICS sehingga memperluas potensi pasar yang ada. Ia mencontohkan negara-negara Afrika yang menurutnya cukup tertarik dengan Indonesia.

"Kita masuk BRICS, marketplace kita lebih luas. Afrika itu sangat senang dengan Indonesia. Saya pergi ke Afrika, mereka lihat Indonesia, aiming Indonesia. Teknologinya tidak terlalu tinggi, tapi juga masih pas dengan mereka. Dan mereka itu mulai banyak uang. Dan ini saya kira marketplace kita bersama," tutupnya.

(acd/acd)

Selengkapnya