Perempuan Partai Golkar Bertekad Terlibat Di Politik Tidak Hanya Sesaat

• 

• Berita

• Politik

Senin, 21 April 2025 - 22:20 WIB

Jakarta, detikai.com – Kesatuan Perempuan Partai Golkar alias KPPG, menyampaikan komitmennya bahwa wanita terlibat di politik tidak hanya sesaat. Tetapi bakal terlibat secara berkelanjutan, terus menerus. Apalagi wanita dikenal sebagai pemilih nan setia dan semangat kala kampanye. Walau tantangannya tidak sampai di situ saja.

Itu dikatakan Ketua Umum DPP KPPG, Hetifah Sjaifudian, dalam keterangannya kepada media usai pelantikan DPP KPPG dii Jakarta, Senin 21 April 2025. DPP KPPG masa hormat 2024-2029 dilantik oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia. Sejumlah pengurus partai ikut hadir.

"KPPG mau membangun hubungan nan lebih substantif antara pemilih wanita dan kader Golkar, hubungan nan tumbuh dari kepercayaan, dari komunikasi dua arah dan dari kesadaran berbareng atas isu-isu nan betul-betul mereka hadapi, mulai dari pendidikan anak, nilai pangan, jasa kesehatan, sampai keamanan di lingkungan mereka," jelas Hetifah.

Hetifah nan saat ini menjadi Ketua Komisi X DPR RI itu, menegaskan bakal datang di tengah-tengah wanita secara konsisten. Tidak saja hanya saat kampanye, tetapi dalam keseharian nan dilakoni perempuan.

"Kita mau pemilih wanita merasa punya tempat, merasa didengar dan merasa bahwa keterlibatan mereka sungguh berarti. Karena pemilih nan aktif dan sadar adalah fondasi partai nan kuat," katanya.

Tentang kuota 30 persen wanita nan kerap kali dipersoalkan, Hetifah mengatakan jika KPPG bakal memperkuat advokasi. Baik itu di internal partai hingga ke parlemen.

"Kita mau memastikan bahwa wanita bukan hanya diikutkan, tapi punya ruang untuk menentukan arah," tegasnya.

Usai dilantik oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia, KPPG kata Hetifah bakal datang untuk mendampingi dan menghidupkan kembali organisasi-organisasi nan sempat vakum. Yakni dengan cara pelatihan manajemen organisasi, pertukaran praktik baik, dan mendorong regenerasi kader di semua tingkatan.

"Karena organisasi nan kuat tidak lahir dari perintah tapi dari rasa memiliki. Dan rasa mempunyai tumbuh ketika kita merasa dihargai dan tidak sendiri," katanya.