Perang Melawan Penjahat Siber, Ri Tak Cuma Butuh Talenta Digital

Jakarta, detikai.com - Talenta digital dibutuhkan dalam perkembangan teknologi nan pesat belakangan ini. Termasuk dalam perkembangan Artificial Intelligence (AI) rupanya kudu diikuti dengan investasi sumber daya manusia.

"Ketika kita berbincang tentang AI, ketika kita berbincang tentang digital, nan terpenting adalah berinvestasi pada sumber daya manusia," jelas President Director & CEO Indosat, Vikram Sinha dalam Konferensi Pers soal Lanskap Keamanan Siber di Indonesia, Selasa (25/2/2025).

Dia menjelaskan pihaknya telah menyelenggarakan Indosat Digital Campyang menjaring 550 ribu talenta Indonesia. Dengan sertifikasi nan didapatkan memudahkan mereka mendapatkan pekerjaan lebih cepat.

Meski begitu, banyaknya masalah teknologi rupanya tak bisa hanya ditangani oleh manusia saja. Setidaknya ada 800 miliar serangan nan terjadi setiap harinya.

Talenta soal siber memang dibutuhkan oleh kebanyakan perusahaan. Setidaknya 59% perusahaan, President Asia Pasific Japan & Greater China Cisco, Dave West mengatakan memerlukan lebih dari 10 peran soal keamanan siber.

"Jadi setiap organisasi mempunyai lebih dari 10 peran nan belum terisi untuk master siber," kata dia dalam kesempatan nan sama.

Dave mengatakan manusia tidak bisa mengikutinya. Bahkan laporan Cisco soal indeks Kesiapan Keamanan Siber menyebut baru 12% organisasi nan siap menghadapi ancaman siber.

Saat ditanya dibutuhkan berapa banyak talenta, dia mengatakan tidak bisa disebutkan mengenai angka. Namun butuh AI untuk mengimbangi banyaknya serangan nan terjadi.

Salah satu nan perlu dilakukan adalah memastikan semua orang dalam organisasi bisa terlatih dengan AI.

"AI tidak bakal memperbaiki segalanya. Namun, orang dapat menggunakan AI," ucap Dave.

(fab/fab)

Next Article Bisnis Target Serangan Utama, Kadin Bentuk Asosiasi Keamanan Siber