ARTICLE AD BOX
detikai.com
Selasa, 29 Apr 2025 08:15 WIB

Jakarta, detikai.com --
Sejumlah negara di Eropa mendadak mengalami meninggal listrik serentak pada Senin (28/4), hingga mengakibatkan pemerintah menetapkan status keadaan darurat.
Rumah, kantor, kereta api, hingga lampau lintas di Spanyol, Portugal, dan sebagian wilayah Prancis terkena akibat dan menyebabkan kekacauan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut jaringan listrik Portugal Redes Energéticas Nacionais (REN), masalah ini muncul dari Spanyol.
REN menyatakan ragam suhu ekstrem di pedalaman Spanyol telah mengakibatkan osilasi anomali pada saluran tegangan sangat tinggi, nan dikenal sebagai kejadian 'getaran atmosfer terinduksi'.
"Karena ragam suhu ekstrem di pedalaman Spanyol, terjadi osilasi anomali pada saluran tegangan sangat tinggi (400 kV), kejadian nan dikenal sebagai 'getaran atmosfer terinduksi'. Osilasi ini menyebabkan kegagalan sinkronisasi antara sistem kelistrikan, nan menyebabkan gangguan beruntun di seluruh jaringan Eropa nan saling terhubung," demikian pernyataan REN, seperti dikutip The Guardian.
Taco Engelaar, kepala pelaksana Neara, sebuah penyedia perangkat lunak untuk perusahaan listrik, juga menyampaikan bahwa terjadi perbedaan suhu nan mengakibatkan "parameter konduktor berubah sedikit."
"Hal ini menciptakan ketidakseimbangan dalam frekuensi," ujarnya.
Operator jaringan Spanyol Red Eléctrica de España (REE) turut menjelaskan bahwa kejadian ini disebabkan oleh penurunan pasokan listrik secara tiba-tiba dan dalam skala besar nan mengakibatkan interkoneksi jaringan antara Spanyol dan Prancis terputus.
"Akibat diskoneksi ini dan ketidakseimbangan serius pada pembangkitan pita (band generation) di sistem kelistrikan kita, sistem kelistrikan pun kolaps," ucap Kepala operasi sistem REE Eduardo Prieto, seperti dikutip Reuters.
Akibat serangan siber?
Presiden Dewan Eropa, António Costa, nan menjabat sebagai perdana menteri Portugal dari tahun 2015 hingga 2024, mengatakan tak ada bukti bahwa peristiwa ini akibat serangan siber.
Wakil presiden senior Komisi Eropa Teresa Ribera juga mengatakan kepada Radio 5 Spanyol bahwa tidak ada bukti kejadian ini merupakan kesengajaan.
Perdana Menteri Portugal Luis Montenegro turut menegaskan tidak ada "indikasi" serangan siber nan menyebabkan meninggal listrik.
Meski demikian, beredar rumor bahwa meninggal listrik ini kemungkinan merupakan sabotase. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengaku telah berbincang dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.
Pada Senin malam, listrik di Spanyol dan Portugal mulai pulih secara bertahap.
(blq/dna)