Pengganti Starlink Makin Ramai, Elon Musk Mulai Tersingkir

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Dominasi Starlink sebagai jasa penyedia internet berbasis satelit mulai ramai pesaing. Pemerintah China membekingi jasa serupa Starlink berjulukan 'SpaceSail' nan kian ambisius mengekspansi pasar.

SpaceSail telah beraksi di Kazakhstan dan telah menandatangani perjanjian untuk masuk ke Brasil. Layanan tersebut juga sedang dalam pembicaraan untuk menggarap lebih dari 30 negara lain.

Pada 2030 mendatang, SpaceSail berambisi mengerahkan 15.000 satelit orbit rendah Bumi (LEO) untuk meningkatkan kualitas jasa dan cakupannya.

Di Eropa, Eutelsat asal Prancis juga digadang-gadang bakal menggantikan kekuasaan Starlink. Pada Maret lalu, saham Eutelsat meroket nyaris 390% lantaran berita Starlink bakal minggar dari Ukraina dan digantikan oleh satelit asal Prancis tersebut.

Pada 2023, Eutelsat mengombinasikan operasinya dengan firma satelit asal Inggris, OneWeb, dan menjadikannya sebagai operator satelit terbesar ketiga di bumi dari segi pendapatan.

Pesaing Starlink tak hanya datang dari negara-negara lain. Di Amerika Serikat (AS) nan merupakan pedoman SpaceX pemilik Starlink, mulai muncul pesaing baru nan unjuk gigi.

Kepala Komisi Komunikasi Federal (FCC) Brendan Carr nan selama ini mendukung Starlink mati-matian, tiba-tiba mempromosikan AST SpaceMobile nan merupakan pesaing Starlink.

AST SpaceMobile juga mengembangkan satelit untuk konektivitas seluler. Melalui akun X personalnya, Carr mengunggah foto saat dirinya mengunjungi instansi pusat AST SpaceMobile di Midland, Texas. Kunjungannya ditemani Senator Republik Ted Cruz.

Salah satu foto nan diunggah menunjukkan Car berpose berbareng Cruz dan CEO AST SpaceMobile Abel Avellan di depan instansi perusahaan.

Carr juga mengunggah video nan mendiskusikan pentingnya AST SpaceMobile dalam mencetak lapangan kerja dan membantu AS melawan ambisi internet satelit China.

"[AST SpaceMobile] bakal membantu kami mengamankan pertahanan nasional, termasuk memastikan AS tetap berada di depan China," kata Carr dalam videonya.

Carr menyebut AST SpaceMobile sebagai akomodasi produksi satelit berteknologi tinggi nan mewujudkan satelit terbesar di AS. CEO AST Mobile merespons unggahan tersebut di X.

"Bangga menjadi perusahaan berbasis Texas, di mana kami membangun dan menguji teknologi satelit AS," kata sang CEO.

Dikutip dari PCMag, AST SpaceMobile tetap perlu mengamankan lisensi FCC untuk menguji dan mengoperasikan satelitnya secara komersil. Tahun lalu, FCC hanya memberikan izin ke AST SpaceMobile untuk mengoperasikan 5 satelit pertamanya nan dinamai 'BlueBird'.

Ke depan, diperlukan lisensi lebih lanjut untuk meluncurkan dan mengoperasikan 243 satelit lainnya.

AST SpaceMobile juga mempersiapkan peluncuran dan pengetesan prototipe satelit BlueBird nan lebih perkasa. Namun, pada pekan lalu, Organisasi Penelitian Luar Angkasa India menunda peluncuran satelit tersebut dari Q2 2025 menjadi Juli 2025.

AST SpaceMobile mempunyai timeline nan ketat, karena mitranya di Eropa dan Jepang meminta agar peluncuran satelit untuk konektivitas mobile sudah rampung pada tahun depan. Perusahaan memerlukan 45-60 satelit di orbit sebelum bisa menawarkan konektivitas mobile berkepanjangan nan mencakup wilayah AS.

Jaringan satelit AST SpaceMobile bakal berkompetisi langsung dengan konektivitas seluler Starlink milik Elon Musk nan sekarang sudah tersedia secara beta dan bakal resmi diluncurkan pada Juli 2025 melalui kemitraan dengan T-Mobile.

Meski Carr selama ini mendukung Starlink, tetapi dia mengindikasikan dukungannya untuk satelit generasi selanjutnya secara umum. Ia menyatakan FCC kudu menyederhanakan izin untuk Starlink dan pesaing internet satelit Amazon, Project Kuiper. Ia juga mendesak pemerintah Eropa untuk mengangkat Starlink daripada jasa satelit asal China.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Regulasi Kian Ketat, Investasi Kripto Syariah RI Menjanjikan?

Next Article Pengganti Starlink Buatan China Makin Ramai, Elon Musk Bye!

Selengkapnya