Pemerintah Siapkan Stimulus Buat Geber Industri Yang Lagi Lesu

Sedang Trending 2 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Pemerintah menyiapkan stimulus di semester II-2025 untuk mendorong pemulihan sektor manufaktur nasional. Kebijakan nan ditempuh meliputi akomodasi pembiayaan bagi industri padat karya, optimasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta percepatan deregulasi untuk memperbaiki suasana usaha.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu mengatakan pihaknya terus mengantisipasi untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik. Seluruh kebijakan dirancang agar aktivitas bumi upaya nasional tetap handal menghadapi guncangan global.

"Respons kebijakan mengenai perdagangan dunia disiapkan, mengantisipasi munculnya beragam akibat tekanan. Implementasi kebijakan nan tepat sasaran diyakini bisa menjaga stabilitas produksi, memperkuat daya saing ekspor, serta mendukung kesinambungan pemulihan dan ketahanan ekonomi nasional," kata Febrio dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (4/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah ini diambil setelah Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di level 49,2 pada Juli 2025. Meski sudah membaik dibandingkan bulan sebelumnya nan berada di level 46,9, posisi itu tetap di bawah 50 nan menandakan aktivitas manufaktur mengalami kontraksi.

"Perkembangan ini mencerminkan tantangan pemulihan sektor manufaktur dunia tetap berlangsung," ucap Febrio.

Bagi Indonesia, penurunan tarif AS dari 32% menjadi 19% atas produk ekspor Indonesia meredakan akibat tekanan bagi sektor padat karya seperti tekstil, dasar kaki dan furnitur. Sejumlah produk juga dikecualikan dan peralatan nan telah dalam pengiriman sebelum tanggal bertindak tidak terdampak.

"Kebijakan ini membuka ruang bagi penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasok dunia melalui produk berbobot tambah dan ekspansi akses pasar," tuturnya.

Dari sisi harga, inflasi Indonesia Juli 2025 sebesar 2,37% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya nan sebesar 1,87% (yoy). Kenaikan ini dipengaruhi peningkatan nilai pada beberapa komoditas pangan seperti beras, bawang merah, tomat dan cabe rawit nan disebabkan penurunan produksi akibat gangguan cuaca dan berakhirnya masa panen.

Inflasi komponen Administered Price (AP) tercatat 1,32% (yoy), stabil dari bulan sebelumnya nan didukung nilai daya nasional terutama daya bersubsidi. Di sisi lain inflasi komponen inti melambat terbatas ke level 2,32% (yoy), dipengaruhi melambatnya inflasi golongan perawatan pribadi, rekreasi dan penyediaan jasa makanan minuman. Sementara itu, inflasi golongan pendidikan naik seiring masuknya tahun aliran baru.

Berbagai intervensi kebijakan konsisten dilakukan untuk menciptakan keterjangkauan nilai antara lain melalui aktivitas pangan murah, pengawasan distribusi, operasi pasar dan penguatan persediaan pangan. Pemerintah disebut bakal terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di semester II-2025 melalui support kebijakan sehingga tetap menjaga stabilitas harga.

Neraca perdagangan Indonesia tetap solid dengan mencatatkan surplus sebesar US$ 4,10 miliar pada Juni 2025. Kinerja ini didukung oleh ekspor nan tumbuh 11,29% (yoy), didorong sektor industri pengolahan dan pertanian, sementara impor tumbuh moderat sebesar 4,28% (yoy) terutama pada peralatan modal seiring perbaikan keahlian manufaktur nasional.

(acd/acd)

Selengkapnya