ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Satu lagi akomodasi nan disediakan pemerintah Indonesia bagi jemaah haji lansia dan disabilitas, ialah penggunaan bangku roda di area Masjidil Haram. Tujuannya memudahkan mereka melaksanakan umrah wajib nan menjadi bagian dari rangkaian ibadah haji.
Kepala Bidang Layanan Lansia Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Suviyanto menerangkan sistem permintaan support kursi roda bagi jemaah lansia dan disabilitas nan memerlukan. Tahapannya dimulai dengan melaporkan kepada ketua kloter, kemudian ketua kloter melaporkan kepada PPIH.
Setelah info tercatat, pihaknya kemudian mendampingi nan berkepentingan dengan menyiapkan kartu kendali. "Untuk memudahkan kami mengendalikan para petugas bangku roda nan ada di Haram, dari titik awal selama proses ibadah umrah, baik sa'i dan tawaf, sampai kembali ke titik awal tadi," dia menerangkan di Makkah, Arab Saudi, Senin, 19 Mei 2025, kepada Media Center Haji 2025.
Normalnya, jemaah menanggung biaya peminjaman bangku roda di area Masjidil Haram sebesar 250 riyal (hampir Rp1,1 juta). Namun, biaya resmi itu ditanggung PPIH sebagai bagian dari pelayanan untuk mereka. Dengan catatan, jasa tersebut hanya untuk memfasilitasi umrah wajib, bukan umrah sunah.
"Umrah wajib saja. Adapun nan lainnya ya itu tergantung dari para jemaah masing-masing," sambung Suviyanto.
Hati-hati Layanan Pendorongan Kursi Roda Tak Resmi
Suviyanto juga mengingatkan jemaah untuk berhati-hati dengan penawaran jasa pendorongan bangku roda dari pihak nan tidak bertanggung jawab. Layanan resmi bisa dikenali petugas nan mengenakan nan mengenakan rompi khusus.
Untuk menghindari penipuan, jemaah diimbau agar segera melaporkan kebutuhannya kepada PPIH melalui petugas kloter maupun sektor. "Sehingga tidak terjadi penipuan ataupun disalahgunakan oleh pihak nan tidak bertanggung jawab," sambung dia.
Jemaah haji juga bisa menggunakan akomodasi golf car di area Masjidil Haram. Biaya resminya sebesar 50 riyal untuk tawaf saja dan 100 riyal untuk sa'i. Namun, biaya itu kudu ditanggung oleh jemaah sendiri.
Ia merujuk info Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) dengan menyebut jemaah haji lansia tahun ini mencapai 47.384 orang dan jemaah disabilitas 513 orang. Sementara, jumlah petugas disabilitas dan lansia hanya 259 orang.
"Memang cukup tidak berimbang antara petugas dan jemaah lansia nan dilayani ini. Namun demikian, kami berupaya untuk tetap memaksimalkan petugas nan ada untuk membantu para jemaah lansia," katanya.
Tantangan Melayani Lansia
Selain proporsi jemaah lansia dan petugas haji nan tidak berimbang, tantangan lain nan dihadapi para petugas adalah hambatan bahasa. Ia menyatakan bahwa banyak jemaah lansia tidak bisa berkata Indonesia sehingga menyulitkan komunikasi dengan petugas. Tantangan kedua adalah disorientasi di lapangan nan membikin jemaah tersesat alias tersasar menuju tujuannya.
"Kendala nan berikutnya adalah banyaknya lansia nan butuh penanganan lebih ekstra, ialah terhadap kebutuhan fisiknya, ialah memandikan ataupun mengganti popoknya alias memberikan makanan nan perlu diperhatikan," dia menambahkan.
Pihaknya juga menyiapkan pelayanan bangku roda di setiap sektor, masing-masing tersedia minimal 20 bangku roda. "Alhamdulillah para syarikah pun juga menyediakan jasa bangku roda. Masing-masing hotel itu ada lima bangku roda," imbuhnya.
Data siskohat 47.384 orang berasas info pelunasan kemarin itu ditambah dengan persediaan 210.000 jemaah. Jamaah lansia dari segi umur terbagi ke:
Usia 65-70 tahun: 26.408 jemaah
Usia 71-79: 14.599 jemaah
Usia 80-89: 5.958 jemaah
Usia 90-99: 411 jemaah
100 tahun ke atas: delapan orang nan terdiri dari 4 laki-laki, 4 perempuan.
Sementara Jamaah disabilitas berjumlah 513 jamaah, laki 245, wanita 268.
Layanan Bus Khusus Lansia dan Disabilitas di Bandara Jeddah
Pada penyelenggaran haji 2025, penyedia jasa kembali menghadirkan bus khusus yang dilengkapi lift hidrolik mini. Dengan fitur tersebut, jemaah haji lansia dan disabilitas yang memerlukan support bangku roda bisa masuk ke dalam bus tanpa perlu digotong oleh petugas.
Lift hidrolik itu berada di samping badan bus, terletak di antara pintu masuk depan dan belakang. Secara perlahan, bangku roda didorong ke atas lift untuk kemudian diangkat ke atas menuju pintu masuk unik nan dibuka dengan tinggi sekitar 1 meter dan lebar 60 cm.
Pendorong bangku perlu sedikit merunduk agak bisa masuk ke dalam lampau menggesernya agar posisi sejajar dengan bangku penumpang lain. Kursi rodanya kemudian dikunci agar tetap kondusif saat bus melaju menuju hotel tempatnya menginap di Makkah.
Kepala Operasi Al Wukalla, perusahaan pengelola bandara, Abdullah Abuzaid mengatakan pihaknya menyiapkan bus tersebut agar memudahkan mereka nan terbatas geraknya, lebih mudah bergerak masuk ke dalam bus.
Kepala Daker Bandara PPIH Arab Saudi Abdul Basir mengaku penggunaan bus unik tersebut di Bandara Jeddah sudah dari tahun lalu. Ia mengapresiasi pihak Arab Saudi, baik Kementerian Haji dan Umrah maupun Wukalla, mengenai penyediaan akomodasi tersebut.