Pembantu Nekat Kuras Tabungan Untuk Saham, Untung Atau Buntung?

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Investasi di pasar saham rupanya telah lama menarik minat banyak pihak. Bahkan, seorang asisten rumah tangga (ART) pun dilaporkan pernah menguras tabungan gajinya untuk membeli kepemilikan perusahaan di bursa.

Fenomena ini dilakukan Asisten Rumah Tangga (ART) berjulukan Neeltgen Cornelis. Investasinya dilakukan pada era Kongsi Dagang Hindia Belanda (Vereenigde Oost-Indische Compagnie/VOC), tepatnya saat perusahaan itu menjual saham pertama kalinya pada publik pada tahun 1602 silam.

Ketertarikan Neeltgen berinvestasi di VOC berasal dari majikannya, Dirck van Os nan kebetulan Direktur VOC. Pada masa-masa IPO banyak orang keluar-masuk ke rumah van Os untuk urusan investasi.

Saat itu, perdagangan bursa pengaruh tak seperti sekarang. Semuanya serba manual dan dicatat menggunakan kertas. Jadi, wajar andaikan rumah Dirck van Os ramai para investor. Di tengah keramaian itulah, terpantik rasa penasaran Neeltgen.

Dari hati paling dalam dia sebenarnya mau berinvestasi di VOC. Dia percaya VOC bakal memberi untung besar. Namun, di sisi lain, dia juga bingung: uangnya dari mana?

Sebagai pembantu, gajinya kurang dari lima puluh sen dalam sehari. Uang segitu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alhasil, dia maju-mundur untuk berinvestasi dari hari ke hari.

Hingga akhirnya, di penghujung Agustus saat penawaran perdana saham bakal VOC ditutup, dia berubah pikiran.

"Dia berpikir bakal selalu menyesal andaikan dia tidak berinvestasi sekarang. Alhasil dia menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan duit tabungannya," tulis Petram.

Dari duit tabungan hasil kerja kerasnya jadi ART disisihkan 100 gulden untuk membeli saham VOC. Dia pun menyerahkan duit tersebut kepada majikannya.

Nama Neeltgen Cornelis pun tercatat sebagai pemegang daftar saham VOC, meski sangat mini dibanding nan lainnya. Saat itu, bos-bos VOC meletakkan duit dalam jumlah besar. Ada nan 85.000 gulden, 65.000 hingga 45.000 gulden.

Lalu, apakah Neeltgen untung dari pembelian saham VOC?

Menurut Petram, iya tapi hanya sesaat lantaran Neeltgen melepas kepemilikan saham VOC pada Oktober 1603 alias setahun setelah melakukan pembelian. Dia menjual seluruh sahamnya kepada Jacques de Pourcq.

Padahal, jika terus-menerus dipegang, duit 100 gulden tersebut bisa berubah menjadi ribuan gulden. Atau setidaknya, kata Petram, pemegang saham VOC bisa menerima rempah-rempah setiap saat sebagai corak dividen.

Mengingat VOC dalam beberapa tahun mendatang sejak IPO terbukti jadi perusahaan terbesar di bumi berkah sukses menjual dan menguasai rempah-rempah dari bumi Indonesia.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Saham Konglomerat Banyak Diburu, Hati-Hati Rawan Longsor!

Next Article Kisah ART Beli Saham Pakai Duit Gaji, Endingnya Begini

Selengkapnya