Pekan Kedua Puasa Ramadan, Masih Belum Berani Olahraga? Ini Saran Dokter

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Meski puasa, idealnya olahraga tetap kudu dijalankan secara rutin jika mau mendapatkan tubuh segar dan sehat. Namun tak bisa dipungkiri, tidak sedikit nan akhirnya ikut 'puasa' olahraga dalam artik setop latihan sama sekali sepanjang bulan Ramadan.

Muhammad Affandy (27) tenaga kerja swasta di Jakarta Selatan merupakan salah satu dari mungkin banyak orang nan memutuskan untuk off, namalain berakhir sejenak berolahraga di bulan suci ini.

"Memilih buat nggak olahraga dulu sih alasannya lantaran memang jadi mudah lebih capek ya jika olahraga di bulan puasa tuh. Belum lagi lemes lantaran nggak ada tenaga, walaupun sebenarnya bisa menjelang berbuka tapi tetap aja dirasa kurang maksimal olahraganya," kata Affandy kepada detikaicom, Minggu (9/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Affandy sendiri mengaku ada perubahan nan dirinya rasakan ketika berakhir olahraga kurang lebih satu di bulan ramadan ini.

"Kayak tubuh tuh mudah banget lemes gitu. Dalam artian nggak tahu kenapa ngantukan banget, beda kalo pas rutin untuk olahraga, badan tuh jadi lebih segar gitu," tambahnya.

Tidak jauh berbeda, Mohammad Resha Pratama (35) juga termasuk nan memilih untuk menurunkan intensitas olahraganya selama bulan puasa. Namun, untuk tetap menjaga tingkat kebugaran agar tidak turun drastis, dirinya tetap menyempatkan latihan ringan.

"Masih tipis-tipis, paling jalan cepet aja. Lari tergantung kondisi badan dan mood sebetulnya. Kalau memang mood lari, ya lari. Kalau nggak, ya nggak," kata Resha.

Senada, ahli kedokteran olahraga Mayapada Hospital Tangerang dr Febianto Nurmansyach, SpKO juga menyarankan untuk tetap berolahraga. Karena memang asupan makan dan minum dibatasi, lama dan intensitasnya bisa disesuaikan.

Bahkan jika benaribenar terpaksa tidak bisa membagi waktu antara olahraga dan aktivitas ibadah, maka dia menyarankan untuk setidaknya tetap menjaga aktivitas fisik. Jika aktivitas bentuk juga ikut berkurang, maka ada 'harga' nan kudu dibayar oleh mereka nan memilih menyetop olahraga selama puasa.

"Kalau udah biasa berolahraga di luar bulan puasa dan memilih untuk berakhir selama puasa, itu pasti tingkat kebugarannya bakal berkurang alias hilang," kata dr Febianto.

"Nanti setelah dia jogging lagi alias olahraga lagi setelah bulan puasa, biasanya bakal merasa lebih lelah. Jadi dia kudu menyesuaikan lagi intensitas latihannya," sambungnya.

Untuk menjaga aktivitas bentuk tetap tinggi, dr Febianto menyarankan untuk memodifikasi aktivitas sehari-hari. Hal-hal nan bisa dibikin lebih challenging, menurutnya bisa menggantikan opsi nan secara bentuk lebih ringan untuk dilakukan.

"Misal di kantor, jika hanya naik satu alias dua lantai ya naik tangga, jangan pakai lift," tutupnya.


(dpy/up)

Selengkapnya