ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Elon Musk terang-terangan memamerkan kekuasaannya setelah masuk ke pemerintahan Donald Trump. Orang terkaya bumi nan ditunjuk mengepalai Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) tersebut langsung diberikan akses penuh ke info sensitif pemerintah dan info privasi jutaan penduduk Amerika Serikat (AS).
Bisa dibilang saat ini DOGE merupakan salah satu lembaga pemerintah dengan kekuasaan paling banyak. Namun, orang-orang nan menduduki kedudukan strategis di DOGE rupanya tetap muda dan tidak berpengalaman.
Setidaknya ada 6 engineer dengan usia 19-24 tahun nan dimasukkan Musk sebagai pejabat DOGE, menurut laporan Wired. Mereka mempunyai sedikit pengalaman alias sama sekali tidak mempunyai pengalaman di pemerintahan sebelumnya.
Tugas mereka sesuai petunjuk Trump adalah memodernisasi teknologi dan software federal untuk memaksimalkan efisiensi dan produktivitas pemerintahan.
Wired melaporkan bahwa setidaknya ada 1 engineer di tim DOGE nan saat ini tetap kuliah. Ada 2 engineer nan mengenai dengan miliarder Peter Thiel, seorang penanammodal dan pengusahan teknologi nan selama ini terang-terangan anti-demokrasi.
"Bisa dilihat bahwa oknum-oknum nan [sebelumnya] bukan pejabat publik sekarang mendapat akses ke info sensitif di pemerintahan," kata Don Moynihan, guru besar kebijakan publik dari University of Michigan dalam wawancara berbareng Wired, dikutip dari People, Selasa (4/2/2025).
"Kongres tak mempunyai keahlian untuk mengintervensi dan mengawasi apa nan sebenarnya terjadi, lantaran orang-orang ini bukan pekabat publik nan bertanggung jawab. Rasanya seperti pengambilalihan pemerintah ke tangan orang terkaya di dunia," dia menambahkan.
Sebelumnya, CNN International melaporkan bahwa staf DOGE mencoba mengakses info rahasia dari Lembaga Pengembangan Internasional AS (USAID). Orang-orang di USAID nan mencoba menghalangi upaya tersebut lantaran kekhawatiran atas keamanan para staf DOGE akhirnya diminta libur sesegera mungkin.
AP mengonfirmasi bahwa staf DOGE saat ini sudah bisa mengakses beragam materi nan mereka inginkan, termasuk laporan-laporan intelijen.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga baru-baru ini menyerahkan kunci sistem pembayaran federal ke perwakilan DOGE. Sistem itu menyimpan info sensitif jutaan penduduk AS, menurut ABC News.
Sebelum diizinkan Bessent, seorang pejabat Kementerian Keuangan telah menolak permintaan dari tim Musk untuk mengakses sistem pembayaran. Pejabat itu juga lantas dipaksa untuk cuti, lampau kemudian mengumumkan pensiun.
Senator Massachusetts Elizabeth Warren dari Partai Demokrat mengirimkan surat ke Bessent pada akhir pekan lampau nan menunjukkan kekhawatiran atas perihal ini.
"Saya resah bahwa salah satu tindakan pertama Anda setelah menjabat menteri adalah menyerahkan sistem nan sangat sensitif mengenai info individual jutaan penduduk AS dan kegunaan kunci pemerintah ke miliarder dan sejumlah pengikutnya nan tak terkualifikasi," kata dia dalam suratnya.
"Pengontrolan sistem itu memungkinkan pemerintahan Trump secara terlarangan memangkas pembayaran ke jutaan penduduk AS, membawa akibat terhadap keamanan finansial family dan pebisnis berasas favoritisme politik," dia menambahkan.
Warren juga memperingatkan info individual jutaan penduduk AS dilindungi oleh hukum.
Selain mengakses info sensitif pemerintah dan penduduk AS, Musk juga mulai melakukan semena-mena terhadap tenaga kerja nan bekerja di Office of Personnel Management (OPM) dan General Services Administration (GSA).
DOGE melakukan pemangkasan terhadap banyak pegawai negeri dengan tujuan nan tidak jelas. Hal ini tentu berbasis restu dari Trump nan mengatakan tujuannya untuk membentuk "pemerintahan nan lebih kecil, efisien, dan dengan birokrasi nan lebih simpel".
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: AS Siapkan Dana Kekayaan Negara untuk Akuisisi TikTok
Next Article Elon Musk Tukang Bohong, Donald Trump Juga Ditipu