Paus Leo Xiv Saat Berkat Minggu Pertamanya: Jangan Pernah Lagi Perang

Sedang Trending 20 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Paus Leo XIV melangkah keluar ke anjungan Basilika Santo Petrus pada Minggu (11/5) di tengah tepuk tangan dan suasana nan meriah, untuk menyampaikan berkah Minggu pertamanya dan pidato nan menyerukan perdamaian di Ukraina dan Gaza, Palestina.

Saat terakhir kali dia berdiri di langkan nan sama nan ditutupi beludru, aroma wangi asap putih tetap menggantung di udara dan ekspresi terkejut memenuhi kerumunan. Beberapa hari nan lalu, pemilihan seorang paus kelahiran Amerika Serikat (AS) tampak nyaris mustahil.

Namun, mereka nan berkumpul di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu tahu persis apa nan diharapkan, seorang paus nan lahir di Chicago, dibentuk di Peru dan sangat berilmu dalam kepemimpinan Vatikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mari kita tanggapi undangan nan ditinggalkan Paus Fransiskus dalam Pesannya hari ini: undangan untuk menyambut dan mendampingi kaum muda," kata Paus Leo XIV pada hari Minggu (11/5) dari balkon, berbincang dalam bahasa Italia nan fasih, seperti dilansir CNN.

"Dan mari kita minta kepada Bapa surgawi untuk membantu kita dalam hidup melayani satu sama lain," lanjutnya.

"Dalam skenario dramatis hari ini tentang perang bumi ketiga nan diperjuangkan secara bertahap, seperti nan dikatakan Paus Fransiskus, saya juga meminta para pemimpin bumi untuk menyampaikan seruan nan tepat waktu: jangan pernah lagi perang!," ujar dia.

Paus Leo menyerukan perdamaian nan autentik, adil, dan kekal di Ukraina, serta gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera. Ia juga menyerukan agar support kemanusiaan diberikan kepada masyarakat sipil nan kelelahan di Gaza.

"Saya menyambut baik pengumuman gencatan senjata antara India dan Pakistan, dan saya berambisi bahwa melalui negosiasi nan bakal datang kita dapat segera mencapai kesepakatan nan langgeng," tuturnya.

Ia memberi tahu orang banyak bahwa dia ada di sana untuk menyampaikan pesan perdamaian dan memimpin umat beragama dalam angan Regina Caeli ("Ratu Surga") untuk pertama kalinya, mengejutkan mereka nan berkumpul dengan menyanyikan angan tersebut.

Alun-alun itu ramai dengan musik menjelang pidato Leo, saat ratusan musisi dari seluruh bumi berbanjar ke Lapangan Santo Petrus untuk Jubilee of Bands, memainkan lagu-lagu klasik dari negara asal mereka dan apalagi lagu-lagu pop seperti hit Village People tahun 1978 "YMCA."

Saat dia menyelesaikan pidatonya, teriakan keras "viva il papa," alias "panjang umur Paus," terdengar di antara puluhan ribu orang. Bendera dari seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Meksiko, Brasil, dan Spanyol, menghiasi kerumunan.

Paus Leo diindikasikan bahwa kepausannya bakal mengikuti jejak mendiang Paus Fransiskus. Paus Leo diharapkan condong ke arah nan lebih progresif dalam isu-isu sosial seperti migrasi dan kemiskinan, tetapi lebih sejalan dengan kaum moderat dalam rumor moral doktrin Katolik.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya