Paus Fransiskus, Sang Reformis Yang Merangkul Semua

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

OBITUARI

detikai.com

Senin, 21 Apr 2025 15:16 WIB

Paus Fransiskus meninggal bumi di usia 88 tahun pada Senin (21/4). Ia sebelumnya dirawat lantaran sakit pneumonia ganda. Paus Fransiskus meninggal bumi pada usia 88 tahun. Foto: (AFP/TIZIANA FABI)

Jakarta, detikai.com --

Pemimpin umat Katolik sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus, meninggal bumi di usia 88 tahun pada Senin (21/4) pagi waktu setempat. 

Paus nan berjulukan original Jorge Mario Bergoglio itu tutup usia setelah sempat dirawat di rumah sakit selama lebih dari sebulan, lantaran menderita jangkitan polimikroba pada saluran pernapasan.

Paus Fransiskus mulai memimpin Gereja Katolik bumi pada Maret 2013 menggantikan pendahulunya Paus Benedict XVI nan mengundurkan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paus Fransiskus merupakan paus non-Eropa pertama sejak Paus Gregory dari Suriah pada 1.200 tahun lalu. Dia merupakan paus pertama nan berasal dari benua Amerika, tepatnya Argentina.

Ketika muda, Paus Fransiskus pernah bekerja sebagai petugas keamanan kelab malam di Buenos Aires demi membiayai kuliahnya di bidang kimia.

Selama menjabat sebagai pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus menghasilkan sejumlah terobosan. Paus kelahiran 1936 itu menjadi nan pertama berjamu ke negara-negara Arab di Timur Tengah.

Dalam kunjungan itu, Paus Fransiskus menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia berbareng Imam Besar Masjid Al Azhar Mesir untuk mendorong perdamaian umat Muslim-Kristen Katolik.

Paus Fransiskus juga kerap menggaungkan toleransi antar-umat berakidah dan vokal mengutuk kolonialisme dan agresi sadis Israel terhadap bangsa Palestina.

Paus Fransiskus juga menjadi paus pertama nan secara terbuka menerima kaum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Queer Plus (LGBTQ+).

Pada 2023, Paus Fransiskus mengizinkan pastor memberkati pasangan sesama jenis nan dianggap sebagai Langkah menuju inklusivitas dalam Gereja.

Pada 2016, Paus Fransiskus menerbitkan Amoris Laetitia nan memungkinkan umat Katolik nan berpisah dan menikah lagi untuk menerima Komuni dalam kondisi tertentu, melonggarkan patokan nan telah lama ada.

Selama memimpin, Paus Fransiskus juga mereformasi birokrasi Vatikan dan Gereja Katolik. Salah satunya menunjuk wanita ke posisi tinggi di Vatikan, termasuk wakil sekretaris negara wanita pertama dalam sejarah.

Selain itu, Paus Fransiskus juga menangani skandal pelecehan seksual nan sempat menggerus kredibilitas Gereja Katolik.

Ia juga berani mereformasi system finansial Vatikan dengan memerintahkan pembersihan Bank Vatikan (Institute for the Works of Religion) nan sebelumnya terkenal engan skandal dan dugaan pencucian uang.

Paus Fransiskus juga mendirikan badan pengawasan finansial baru dan menunjuk auditor independent untuk memastikan transparansi.

(rds/dna)

Selengkapnya