ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Seorang master bedah mata di Kanada berjulukan Dr Greg Moloney melakukan operasi langka menyembuhkan kebutaan dengan prosedur unik ialah dengan implan gigi ke mata. Prosedur tersebut disebut dengan osteo-odonto keratoprosthesis (OOKP), menggunakan gigi pasien untuk membikin struktur pertama pendukung kornea buatan.
"Ini adalah operasi langka nan belum pernah didengar kebanyakan orang, apalagi jika Anda adalah seorang mahir bedah mata," ujar master itu dikutip dari NY Post, Kamis (6/3/2025).
Operasi itu dibagi menjadi dua bagian. Pada bagian pertama Maloney berbareng timnya bakal mencabut salah satu gigi milik pasien, Brent Chapman (33), lampau mengikisnya menjadi persegi panjang, dan dibuat lubang agar bisa menampung lensa optik nan bakal menjadi kornea buatan.
Gigi tersebut lampau ditempatkan sementara di pipi Chapman selama 3 bulan, untuk mengembangkan jaringan baru dan suplai darah.
"(Gigi) tersebut tidak mempunyai jaringan ikat nan dapat saya jahit untuk menyambungkannya ke bola mata. Jadi, tujuan menanamkannya selama tiga bulan adalah untuk mendapatkan lapisan jaringan pendukung," sambungnya.
Pada prosedur pertama, Moloney juga membuang lapisan atas permukaan mata dan menggantinya dengan cangkok jaringan lunak dari pipi Chapman. Cangkok ini memerlukan beberapa bulan untuk sembuh sehingga nantinya dapat menopang implan.
Tahap pertama OOKP ini melangkah lancar. Tim medis bakal mengawasi secara ketat kondisi Chapman selama beberapa bulan ke depan sebelum akhirnya masuk operasi tahap dua ialah pencabutan gigi dari pipi dan penanaman di bola matanya.
Tim Maloney bakal membuang iris dan lensa nan rusak, lampau menjahit gigi nan dilengkapi lensa optik baru, ke dalam mata. Cangkok kemudian dijahit ulang di atas mata, meninggalkan lubang mini agar lensa dapat mengintip.
Hasilnya adalah mata merah muda dengan lingkaran hitam mini nan diharapkan bisa membantu Chapman memandang lagi.
Operasi ini tidak bisa untuk semua orang. Prosedur ini biasanya menjadi pilihan terakhir bagi orang-orang dengan kebutaan kornea di bagian depan mata nan disebabkan oleh autoimun, luka bakar kimia, dan trauma lainnya, tetapi tetap mempunyai retina dan saraf optik sehat.
Sebelum ini, Maloney sudah sukses melakukan tujuh operasi serupa di Australia nan membikin pasiennya bisa kembali melihat. Prosedur ini juga telah memulihkan penglihatan pasien selama beberapa dasawarsa terakhir sedikitnya di 10 negara lain dengan tingkat keberhasilan tinggi.
Chapman menceritakan bahwa sebelumnya dia sudah menjalani 50 operasi dalam 20 tahun terakhir. Meski sempat dapat penglihatan parsial sementara, penglihatannya selalu memudar.
Kedua mata Chapman mengalami kebutaan akibat sindrom Stevens-Johnson, reaksi autoimun langka dipicu oleh dosis ibuprofen nan diminumnya ketika dia berumur 13 tahun.
Ia mengaku sempat ragu menjalani operasi ini. Namun, setelah berjumpa dengan salah satu pasien Moloney nan sukses memandang kembali, dia kembali optimis.
"Dia (pasien nan berhasil) telah buta total selama 20 tahun, dan sekarang bermain ski salju," kata Chapman.
(avk/kna)