Panglima Militer Pemerintah Transisi Suriah Ditangkap Di Dubai Uea

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Dua sumber dari sayap militer pemerintah transisi Suriah, Jaish Al Islam, mengatakan pemimpin golongan tersebut, Issam Buwaydani, telah ditangkap di airport Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), beberapa hari lalu.

Sejak 2015, Issam Buwaydani memimpin Jaish Al Islam, golongan nan pernah bertempur melawan penguasa Suriah saat itu, Bashar Al Assad, dan sempat menguasai wilayah Ghouta Timur di dekat Damaskus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah Assad digulingkan pada Desember lampau dan kelompok-kelompok bersenjata pro-Assad dibubarkan, Jaish al-Islam dilebur ke dalam angkatan bersenjata baru Suriah, dan Buwaydani ditunjuk menjadi pejabat di kementerian pertahanan.

Dua sumber nan dekat dengan Buwaydani mengungkapkan kepada AFP bahwa dia ditangkap pada Kamis lampau di airport Dubai saat hendak meninggalkan UEA.

Kedua sumber itu menyebut Buwaydani atau kerap dikenal dengan Abu Hammam masuk ke UEA menggunakan paspor Turki dan berada di UEA dalam rangka "kunjungan pribadi".

"Kami tidak tahu argumen penangkapannya," kata salah satu sumber.

"Sejauh ini, pemerintah Suriah telah menghubungi pihak Emirat, tetapi belum mendapat jawaban," tambah sumber tersebut.

Sementara itu, ahli bicara militer utama Jaish Al Islam, Hamza Bayraqdar, melalui aplikasi Telegram menyerukan "pembebasan segera dan tanpa syarat" Buwaydani. Bayraqdar menyebut Buwaydani sebagai "salah satu simbol revolusi Suriah."

Pihak UEA sendiri belum mengonfirmasi penangkapan Buwaydani.

Penangkapan Buwaydani ini terjadi setelah pada awal bulan ini, UEA menyambut kunjungan Presiden sementara Suriah, Ahmed Al Sharaa.

Sharaa berasal dari golongan Islamis Hayat Tahrir Al Sham (HTS) nan memimpin koalisi penggulingan Assad pada 8 Desember lalu.

Aktivis juga menyerukan tindakan demonstrasi di Damaskus pada Senin malam untuk menuntut pembebasan Buwaydani.

Buwaydani mengambil alih kepemimpinan Jaish Al Islam setelah pendirinya, Zahran Alloush, tewas pada 2015.

Para aktivis pernah menuduh Jaish Al Islam bertanggung jawab atas penculikan empat aktivis kewenangan asasi manusia, termasuk pengacara dan wartawan Suriah, Razan Zeitouneh, pada Desember 2013.

Namun, golongan tersebut membantah tuduhan itu. Sejak kejatuhan Assad, Buwaydani beberapa kali terlihat tampil berbareng Sharaa.

(rds/rds)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya