Pakar Sentil Rencana Retret Sekda Ala Prabowo, Singgung Efisiensi

Jakarta, detikai.com --

Direktur Eksekutif Center for Indonesian Development Policy, Cusdiawan mengkritik rencana pemerintah Prabowo Subianto untuk menggelar retret bagi para sekretaris wilayah (sekda) di Akademi Militer (Akmil) Magelang.

Menurutnya, rencana itu menunjukkan paradoks dari pemerintahan Prabowo nan di satu sisi banyak membicarakan efisiensi, tapi pada sisi lain seolah disibukkan dengan teatrikal seremonial.

Ia beranggapan retret nan mengumpulkan kepala wilayah saja sudah lebih dari cukup, apalagi perlu pertimbangan kritis.

"Dalam penyelenggaraan retret kepala wilayah sebelumnya misalnya, sejauh mana output nan dihasilkan bisa mendorong keahlian pemerintahan wilayah terutama dalam kaitannya dengan desentralisasi," kata Cusdiawan saat dihubungi, Rabu (25/6).

Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang ini juga menyoroti rencana gelaran retret di Akmil.

Ia mempertanyakan apakah pemilihan letak dan menguatnya simbolisasi militerisme merupakan bagian dari pesan nan mau dimainkan pemerintah.

"Apakah bagian dari 'pesan' nan coba dimainkan oleh elite pemerintahan hari ini bahwa militerisasi di ruang sipil bakal semakin menguat termasuk dalam pemerintahan maupun birokrasi? Dan kecenderungan watak kepemimpinan nan bakal berjalan bermotif militeristik?" katanya.

Ia mengatakan kecenderungan militerisasi di ruang sipil sejalan dengan kejadian lain, seperti UU TNI.

Cusdiawan mengingatkan dalam kerakyatan kudu ada pemisah antara sipil dengan militer, dan style kepemimpinan sipil dengan militer memang kudu berbeda.

"Nanti bakal ada retret untuk para sekda. Bapak Presiden sudah memberikan pengarahan pada saya retret untuk sekda provinsi dan kabupaten/kota di Magelang dan para sekda ini ASN alias birokrat nan paling senior," kata Tito, Senin (23/6).

(yoa/dal)