Oriental Circus Indonesia Tegaskan Tak Ada Kaitannya Dengan Taman Safari

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Kontroversi menyelimuti Oriental Circus Indonesia (OCI) setelah munculnya pengakuan mantan pemain sirkus tentang penyiksaan dan eksploitasi. Isu ini juga menyeret nama Taman Safari Indonesia (TSI) ke dalam pusaran kontroversi, hingga menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan hubungan keduanya.

Namun, pendiri OCI, Tony Sumampau dengan tegas membantah adanya keterkaitan antara Oriental Circus Indonesia dengan Taman Safari Indonesia.

Dikutip dari beragam sumber, OCI nan berdiri sejak tahun 1963, awalnya berjulukan Bintang Akrobat dan Gadis Plastik, kemudian berganti nama menjadi Oriental Show dan berubah lagi menjadi Oriental Circus Indonesia hingga sekarang.

Perjalanan panjang OCI, nan pernah menghibur tentara dan masyarakat luas, hingga mencapai puncak kejayaan di era 90-an dengan pagelaran akrobatik dan atraksi hewan nan spektakuler, sekarang ternoda oleh dugaan pemanfaatan dan penyiksaan terhadap para pemainnya.

Pada tahun 2019, OCI merayakan 50 tahun perjalanan mereka dengan pagelaran 'The Great 50 Show', menandai penghentian penggunaan satwa dalam atraksi dan beranjak ke teknologi modern. Namun, bayang-bayang masa lampau berupa tuduhan pemanfaatan tetap menghantui, membikin sejarah OCI menjadi perbincangan hangat dan menimbulkan pertanyaan mengenai hubungannya dengan TSI.

Penjelasan Tony soal Berdirinya Taman Safari

Tony Sumampau secara tegas membantah dugaan mengenai adanya hubungan antara Oriental Circus Indonesia dengan Taman Safari Indonesia.

"Hubungan legal enggak ada, hubungan duit enggak ada, enggak ada sumber masuk dari OCI ke Safari, enggak ada. Enggak ada buahpikiran orang OCI bangun Taman Safari, enggak ada," katanya saat ditemui di Bilangan Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025). 

Ia menekankan bahwa TSI dibangun jauh setelah dia kembali dari Australia pada akhir 1970-an. Saat itu, dia tengah menjalani pengobatan pasca-cedera akibat digigit harimau. Di Australia, Tony sempat membantu melatih hewan di African Lion Safari, nan kemudian menginspirasi pendirian TSI.

"Karena buahpikiran saya waktu itu, pernah bekerja di situ, saya pakai nama itu, rupanya namanya panjang, African Lions Safari. Malah bisa lebih panjang lagi, African Lions Country. Lama-lama baru dikatakan pakai nama Barat, kenapa tidak lokal. Itu (tahun) 91 baru diganti menjadi Taman Safari," katanya.

Sejarah Oriental Circus Indonesia: Dari Akrobat hingga Sirkus Hewan

Tony Sumampau menjelaskan bahwa OCI awalnya berfokus pada pagelaran akrobat keliling, menghibur tentara di beragam daerah. Mereka kemudian beralih bentuk menjadi sirkus pada tahun 1971 setelah mendatangkan hewan dari Taman Sriwedari di Solo.

"Jadi kita banyak keliling, akhirnya dibentuklah akrobat, dari akrobat itu dibentuklah dari 71, masuklah sirkus India, Royal India Circus, kita ambruk lantaran mereka sudah punya hewan, kita enggak punya hewan," ujar Tony.

OCI juga melibatkan anak-anak dari panti didikan dalam pagelaran mereka. Orang tua Tony, nan aktif dalam sirkus, mempunyai kebiasaan menampung anak-anak dan menjadikan mereka bagian dari family besar.

"Orang tua itu suka menampung anak, jadi dari bayi entah anaknya siapa itu, rupanya waktu saya tanya 'ini anak dari mana?' katanya anak dari panti asuhan. 'Panti asuhannya di mana?', 'di wilayah dekat Kalijodo'. 'Kenapa diambil?', dia bilang 'saya suka sumbang, sumbang duit untuk panti asuhan'. Nah kadang-kadang dibawa juga ke sini jika di sana penuh anak-anak," kata Tony.

Perbedaan Perjalanan OCI dan TSI: Dua Lembaga nan Berbeda

OCI dan TSI mempunyai sejarah dan konsentrasi nan berbeda. OCI bermulai sebagai golongan akrobat keliling nan kemudian berkembang menjadi sirkus, sementara TSI merupakan lembaga konservasi hewan. Meskipun keduanya melibatkan hewan pada suatu titik dalam sejarah mereka, tujuan dan operasinya sangat berbeda.

OCI, dengan konsentrasi pada pagelaran hiburan, pernah menggunakan hewan dalam atraksi mereka. Namun, sejak tahun 2019, mereka telah beranjak ke teknologi modern. TSI, di sisi lain, mempunyai misi konservasi dan pelestarian satwa liar.

Perbedaan mendasar ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara kedua lembaga tersebut, sebagaimana nan telah ditegaskan oleh pendiri OCI. Sejarah masing-masing lembaga berdiri sendiri dan mempunyai tujuan nan berbeda.

Selengkapnya