ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bicara peran krusial perkembangan ekonomi wilayah di tengah ketidakpastian global. Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, perkembangan dari motor-motor pertumbuhan nan berbasis ekonomi domestik menjadi lebih penting.
Mahendra mengatakan, Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% pada 2025 dari sebelumnya 5,1%. Mahendra menilai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kudu semakin terdiversifikasi.
"Nah, ini menjadikan kebutuhan untuk mendorong dan menjadikan motor-motor pertumbuhan perekonomian kudu semakin terdiversifikasi, tidak semata menggantungkan kepada motor-motor pertumbuhan nan secara tradisional itu merupakan motor pertumbuhan utama Indonesia nasional," kata Mahendra dalam aktivitas Konferensi Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah di Hotel Double Tree by Hilton, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahendra menyebut pertumbuhan ekonomi wilayah dapat menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Selama 1,5 tahun terakhir, OJK telah berupaya untuk membentuk ekosistem pembiayaan nan meningkatkan akses di sektor agrobisnis dan hortikultura.
Mahendra menerangkan hal-hal nan dikembangkan itu bukan hanya pembiayaan dan angsuran dari perbankan, tapi melibatkan seluruh lembaga jasa keuangan. Ada keterlibatan dari asuransi untuk mengantisipasi kemungkinan akibat kandas panen alias akibat dari musibah alam. Kemudian ada juga penjaminan, serta pembiayaan berbasis aktivitas di pasar modal hingga pinjaman online alias pinjol.
"Kalau melibatkan petani, peternak, nelayan dan lain-lain sangat tidak mungkin untuk suatu proposal pembiayaan itu bisa dianggap cukup visible andaikan tidak mencakup keseluruhan rantai pasok nan bisa dipenuhi. Mulai dari pemasok dari industri ataupun aktivitas ini sampai kepada off taker-nya sehingga satu aktivitas itu bisa dilihat betul dari A sampai Z. Kalau tidak maka hanya memandang produksinya saja tanpa ada kemudian penjaminannya, tanpa ada kemudian kepastian dalam penjualannya maka tidak bakal bisa dilakukan," terang Mahendra.
(rea/ara)