Ojk Buka Penyebab Kredit Bank Tumbuh Melambat

Sedang Trending 10 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan angsuran perbankan per Maret 2025 sebesar 9,16% secara tahunan (yoy), menjadi Rp7.908 triliun sepanjang kuartal I-2025. Sebulan sebelumnya, pertumbuhan angsuran mencapai 10,30% yoy.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan bahwa perlambatan itu tidak terlepas dari tingginya ketidakpastian dunia nan melingkupi tingginya suku kembang referensi dunia dan perang jual beli nan dipicu kebijakan tarif AS. Kemudian, bentrok Rusia-Ukraina, Timur Tengah, dan India-Pakistan.

"Sesuai dengan rilis BPS, ekonomi nasional tumbuh sebesar 4,87% pada triwulan-I 2025 dan terkontraksi sebesar 0,98% QtQ dibanding triwulan IV-2024. Sering dengan perihal tersebut, keahlian angsuran juga termoderasi pada bulan Maret 2025 sebesar 9,16%." ujar Dian saat konvensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK April 2025, Jumat (9/5/2025).

Meskipun demikian, Dian mengatakan akibat angsuran perbankan tetap terjaga dengan baik, tercermin dari rasio angsuran bermasalah alias NPL nan menurun dan stabil di bawah 3% setelah tren coverage pencadangan CKPN nan relatif stabil. Di sisi lain, dia menyampaikan pula bahwa kondisi likuiditas perbankan tetap cukup terjaga meskipun dalam tren menurun.

"Kondisi demikian mengindikasikan bahwa pada dasarnya perbankan tetap mempunyai ruang untuk melanjutkan penyeluruhan angsuran lebih lanjut," ujar Dian.

Ia kemudian mengatakaan dari pembahasan rencana upaya antara otoritas dengan perbankan, secara umum tidak terdapat penyesuaian nan signifikan pada sasaran pertumbuhan angsuran di 2025.

"Perbankan mempunyai kesempatan untuk merevisi sasaran rencana upaya pada akhir semester 1 2025 dengan mempertimbangkan dinamika perkembangan dunia dan domestic," ucap Dian.

Untuk itu, OJK bakal terus berkoordinasi dengan industri perbankan, khususnya jika terdapat faktor-faktor nan mengakibatkan perlunya dilakukan penyesuaian. Dian mengatakan pihaknya berbareng pemangku kepentingan lain nan tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan alias KSSK juga terus berkoordinasi dengan beragam kebijakan untuk meminimalkan akibat ketidakpastian tersebut terhadap sistem finansial maupun perekonomian Indonesia secara menyeluruh.

Lebih lanjut, OJK juga secara aktif memantau akibat ketidakpastian dunia tersebut terhadap prospek pertumbuhan ekonomi dan sektor finansial domestik.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos OJK: Investor Ritel Domestik Jadi Kekuatan Pasar Modal RI

Next Article OJK: Sektor Jasa Keuangan Stabil di Tengah Tensi Perang Dagang Naik

Selengkapnya