Ojk-bank Nobu-mnc Bank Saling Lempar, Merger Batal?

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Proses merger alias "kawin paksa" antara PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) dan PT Bank MNC International Tbk. (BABP) tetap belum jelas, setelah lebih dari dua tahun sejak diumumkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan bahwa kelanjutan dari proses itu berjuntai pada dua bank milik dua grup konglomerat kakap itu. Ia kemudian mengatakan keputusan dan perkembangan terkini dari proses merger itu bukan merupakan kewenangan OJK.

"Sampai saat ini, OJK belum menerima surat pengajuan penggabungan dari kedua bank dimaksud," kata Dian dalam keterangan tertulis, Selasa (28/4/2025).

Meskipun begitu, Dian mengatakan otoritas senantiasa mendorong suatu tindakan korporasi nan bakal turut mendukung upaya konsolidasi industri perbankan, nan dapat melahirkan perbankan nan lebih sehat, efisien, dan lebih berkekuatan saing serta berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

Sementara itu, Dian mengungkapkan bahwa rencana akuisisi Hanwha Life terhadap kebanyakan saham Bank Nobu tetap belum rampung. Ia menyatakan OJK bakal senantiasa melakukan pengawasan sesuai dengan kewenangan dalam rangka menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional nan berkelanjutan.

Mengingatkan saja, OJK, bank milik Grup Lippo, dan bank milik Grup MNC itu sudah saling "lempar-melempar" mengenai kelanjutan proses merger ini.

Mulanya, OJK pada mengumumkan pada awal tahun 2023, bahwa kedua bank itu kudu berkonsolidasi lantaran belum memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun.

Pada April 2023, Bank MNC mengumumkan modal inti telah mencapai Rp 3,3 triliun. Perusahaan menerima tambahan modal berupa tanah dan gedung (inbreng) sebesar Rp 801 miliar. Sementara itu, Bank Nobu telah merilis laporan publikasi finansial kuartal I-2023. Modal inti bank milik grup Lippo ini tercatat Rp 3 triliun.

Meskipun begitu, Dian pada saat itu menyatakan bahwa rencana merger kedua bank tersebut bukan lagi mengenai pemenuhan modal inti. Melainkan untuk memperkuat upaya bank.

Setahun kemudian, kedua bank itu sempat melakukan tindakan "tukar guling" kepemilikan saham. Berdasarkan info KSEI per 8 Mei 2024, sebanyak entitas upaya Grup MNC, PT MNC Land Tbk. (KPIG) tercatat melepas sebanyak 4,44 miliar saham BABP alias sebesar 6,82%. Saham nan dilepas itu beranjak ke entitas upaya Grup Lippo, PT Prima Cakrawala Sentosa, menjadi kepemilikan saham BABP perdananya. Sementara itu, Prima Cakrawala Sentosa melepas 747,84 juta NOBU alias sebesar 10%. Saham nan dilepas itu beranjak ke KPIG.

Dian telah menyampaikan bahwa akibat dari tindakan itu, bakal ada pertukaran personil dewan antar kedua bank.

Namun demikian, kedua dewan kedua bank itu sama-sama menyerahkan proses merger tersebut ke OJK.

"Kami ikuti aja arahannya Pak Dian," ujar Direktur Utama Bank Nobu Suhaimin Djohan kepada detikai.com di Four Seasons Hotel, Selasa (20/8/2024).

Namun begitu, Suhaimin mengakui bahwa proses transaksi silang saham antara Bank Nobu dan MNC Bank sejalan dengan proses konsolidasi kedua bank milik dua konglomerat kakap RI itu.

"Itu kan sudah dilakukan. [Itu] sejalan," pungkasnya.

Presiden Direktur MNC Bank Rita Montagna juga sama, dia mengatakan bahwa pihaknya mengikuti gimana pengarahan dari OJK.

"Kita ikutlah dari OJK seperti apa kita ikut,"kata Rita saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (19/7/2024) lalu.

Bos Grup Lippo, James Riady juga enggan memberikan komentar mengenai bank miliknya. Ia hanya meyakini Nobu Bank bakal berkinerja baik ke depannya.

"Bagus. Pasti bagus," kata James secara singkat saat ditemui di Ritz Carlton Mega Kuningan, Rabu (12/2/2025) lalu.

Namun, dia enggan memberikan keterangan lebih detil mengenai proses konsolidasi nan tengah berjalan antara bank miliknya dengan milik Hary Tanoesoedibjo itu.

"Mengenai listed company saya nggak bisa komentar," kata James.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos OJK: Investor Ritel Domestik Jadi Kekuatan Pasar Modal RI

Next Article OJK Apresiasi detikai.com Sebagai Media Terproduktif

Selengkapnya