ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Lelang gelombang nan direncanakan pemerintah bakal diperuntukkan untuk Broadband Wireless Access (BWA). Ternyata penggunaannya berbeda dengan nan digunakan sekarang oleh seluler.
Pengamat dan Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Agung Harsoyo menjelaskan pita gelombang oleh operator seluler dilelang secara nasional. Di sisi lain, BWA berkarakter regional.
"Sebagai perbandingan, pita gelombang nan digunakan oleh operator seluler. Pita gelombang dilelang secara nasional. Penggunanya adalah pengguna seluler. Kira2 90% pengguna Internet Indonesia mengakses Internet melalui jasa seluler. Dikombinasi dengan jasa [internet kabel lewat] WiFi ketika berada di kantor, di rumah, dll. Untuk BWA/FWA, berkarakter regional," jelasnya kepada detikai.com, Selasa (4/1/2025).
Pembayaran BHP Frekuensi BWA dan seluler juga berbeda. Pembayaran dilakukan dengan memandang jangkauan lelang nan dilakukan, seluler secara nasional sementara BWA bayar regional.
"Jadi, dari sisi PNBP [BHP Frekuensi]: untuk seluler bayar secara nasional; untuk BWA bayar secara regional," ucapnya.
Dia menjelaskan BHP nan lebih murah diharapkan bakal berkapak pada nilai internet nan ditawarkan pada pelanggan. "Karena ini BWA, per region, jadi tidak sama dengan seluler. Lebih murah. Karena BHP Frekuensi lebih murah, [diharapkan] nilai jasa Internet nan dibayar pengguna juga lebih murah," jelas Agung.
Rencana lelang gelombang dilakukan pada 1,4 Ghz. Dia mengatakan capaian internet murah dan sigap merupakan objektif nan mulia.
Agung juga mengingatkan soal ekosistem pada gelombang 1,4 Ghz. Pertanyaannya apakah bakal tercipta kejuaraan sehat untuk gelombang tersebut.
"Tentu objektif nan mulia. Pertanyaannya kemudian apakah dapat dicapai dengan langkah lelang pita gelombang 1.4GHz dan berkarakter regional (FWA/BWA)? Mudah2an sudah ada kajian mengenai perihal tersebut," kata Agung.
"Cara pandang berikutnya adalah ekosistem 1,4 GHz. Apakah penyedia teknologi tersedia banyak di bumi sehingga ada kejuaraan nan sehat? Hal seperti ini masuk ranah geopolitik, geostrategi, geoekonomi," dia menambahkan.
Layanan BWA nan dulu sempat terkenal adalah Bolt dan IM2. Namun, perkembangan jasa internet operator seluler membikin BWA ditinggalkan.
Semua jasa BWA tutup dan gelombang unik BWA di 2,3 GHz dikembalikan ke pemerintah. Bahkan, tiga perusahaan sempat menunggak Biaya Hak Penggunaan (BHP) gelombang ialah First Media, Internux (Bolt), dan Jasnita. Izin ketiga perusahaan tersebut akhirnya dicabut oleh pemerintah.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: KOMDIGI Era Prabowo: Perkuat Infrastruktur Telco-Keamanan Data
Next Article Momentum Sumpah Pemuda, Menkomdigi Ajak Pemuda Bangun Sektor Digital