ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Presiden dan Ibu Negara AS Donald Trump serta Melania Trump disoraki penonton saat datang di Kennedy Center pada Rabu (11/6). Mereka datang untuk menonton pagelaran pembuka musikal Les Misérables.
Kehadiran mereka, seperti diberitakan People pada hari nan sama, dipenuhi hinaan tapi juga tepuk tangan dari penonton nan turut datang di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambutan beragam untuk Trump dan Melania sebelum pagelaran Les Misérables mencerminkan emosi nan meningkat menyusul perombakannya terhadap pusat budaya tersebut.
Trump, beberapa hari memasuki masa kedudukan presiden keduanya, mengangkat dirinya sendiri sebagai ketua Kennedy Center.
Tak hanya itu, Trump juga membersihkan sebagian besar jejeran kepemimpinan nan dia sebut "woke", dengan mengangkat majelis baru terdiri dari para pendukung konservatif.
Ia juga menunjuk Richard Grenell, seorang personil pemerintahannya, sebagai presiden dan kepala sementara Kennedy Center.
[Gambas:Video CNN]
Pada 7 Mei, CNN memberitakan situasi tersebut membikin setidaknya 10 dari 12 tokoh musikal itu tidak berencana tampil pada malam pembuka nan dihadiri Trump.
Sumber mengatakan para pemain memang diberikan opsi untuk tampil alias tidak, dan sebagian besar personil ansambel hingga pemeran utama memutuskan untuk tidak tampil.
Sehingga pagelaran Les Mis pada 11 Juni sudah diperkirakan berbeda dari nan bakal disaksikan penonton umum setelah 11 Juni. Pertunjukan itu bakal berjalan sebulan di Kennedy Center.
Sementara itu, Trump telah membuktikan dirinya sebagai fans Les Mis dalam banyak kesempatan. Pada Februari 2025, Paduan Suara Angkatan Darat AS membawakan lagu protes musikal itu, "Do You Hear the People Sing?," saat White House Governors Ball 2025.
Ia juga memasukkan lagu itu dalam kampanye presidennya 2016 dan 2024, dengan The Guardian melaporkan pada tahun 2022 bahwa politisi itu "anehnya" memutar lagu itu sebelum mengumumkan pencalonannya 2024.
Banyak nan menganggap kekaguman Trump terhadap lagu tersebut sebagai pilihan nan aneh, mengingat liriknya dinyanyikan dari perspektif pandang kaum revolusioner Prancis nan menentang kelas penguasa nan kuat dan korup.
Liriknya berbunyi, "Apakah Anda mendengar orang-orang bernyanyi? / Menyanyikan lagu orang-orang nan marah? / Itu adalah musik rakyat / nan tidak bakal menjadi budak lagi!"
Setelah Trump menggunakan lagu tersebut pada 2016, produser Sir Cameron Mackintosh dan para pembuat Les Mis merilis pernyataan berbareng untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka musikal tersebut digunakan untuk mendukung agenda politik Trump.
"Para penulis Les Misérables tidak dimintai izin dan tidak mengizinkan alias mendukung penggunaan 'Do You Hear the People Sing?' pada rapat umum Trump [minggu lalu] di Miami, dan tidak pernah melakukannya untuk lagu-lagu dari musikal tersebut untuk aktivitas politik ini alias aktivitas politik lainnya," tulis mereka, menurut The Guardian.
Pernyataan Mackintosh berlanjut, "Karena ketenaran dan pesan universal musikal tersebut telah menjadi bagian dari budaya terkenal internasional selama lebih dari 30 tahun sekarang."
"Gerakan politik dan sosial nan tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia, termasuk kampanye pertama Bill Clinton dan Obama, telah secara independen merangkul lagu-lagu dari musikal tersebut sebagai seruan untuk tujuan mereka sendiri."
(chri)