Negosiasi Tarif Trump, Airlangga Sebut As Apresiasi Proposal Ri

Sedang Trending 4 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan perkembangan lanjutan mengenai negosiasi perdagangan Indonesia dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) mengenai tarif resiprokal nan diterapkan Presiden AS Donald Trump.

Airlangga mengatakan secara keseluruhan pemerintah AS mengapresiasi Indonesia atas respons sigap untuk melakukan negosiasi usai keluarnya pengumuman tarif resiprokal nan diumumkan Trump pada 2 April 2025. Proposal nan diusulkan Indonesia pun disambut baik untuk dibahas lebih lanjut pada tingkat teknis.

"Secara keseluruhan pemerintah AS mengapresiasi strategi dan pendekatan, serta proposal nan diusulkan oleh Indonesia dan kedua pihak menyetujui proses nan lebih intensif di tingkat teknis, apalagi secara teknis sudah dipersiapkan lima sektor unik untuk sejenis working group agar ada percepatan dalam pembahasan," kata Airlangga dalam konvensi pers secara virtual, Jumat (25/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga menyebut Indonesia telah menandatangani non disclosure agreement (perjanjian kerahasiaan) dengan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR). Itu menandakan bahwa Indonesia sudah masuk dalam fase negosiasi awal berbareng 20 negara lainnya.

"Kita sudah masuk dalam fase negosiasi dan Indonesia adalah salah satu dari 20 negara nan sudah memulai proses negosiasi awal," beber Airlangga.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah Indonesia bakal melakukan pendekatan dan konsultasi internal dengan para pemangku kepentingan dalam negeri. Di sisi lain sembari berkomunikasi dengan pihak AS untuk melanjutkan proses negosiasi di tingkat teknis.

"Upaya pendekatan Indonesia telah diterima dan diapresiasi dengan sangat baik oleh USTR, Commerce maupun Treasury dan semua membuka ruang perbincangan serta memberikan kesempatan untuk pembahasan teknis secara perincian dalam 2 minggu ke depan. Terdapat momentum nan baik untuk mendorong reformasi struktural nan sekarang sedang dilakukan untuk mendorong perdagangan dan investasi," tutur Airlangga.

Dalam kesempatan nan sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan bahwa proposal nan diajukan Indonesia termasuk nan paling komplit dan detail. Hal itu dinilai sebagai bekal awal untuk posisi Indonesia dalam proses perundingan ini.

"Indonesia mendapatkan apresiasi atas respons untuk berbincang dan untuk melakukan negosiasi. Kedua, nan dihargai adalah proposal Indonesia termasuk proposal nan paling komplit dan perincian nan menggambarkan suatu kerja sama nan saling menguntungkan," imbuh Sri Mulyani.

Sri Mulyani menyebut negosiasi untuk melakukan reformasi dan deregulasi ini sesuai pengarahan Presiden Prabowo Subianto untuk kepentingan Indonesia sendiri, sekaligus bisa memecahkan masalah baik masalah bilateral maupun masalah global.

"Feedback nan positif ini tentu bakal dijadikan bekal bagi kita untuk terus melakukan pembahasan di level teknis, dengan tentu diharapkan bakal terjadi sebuah faedah bagi perekonomian Indonesia maupun bagi perekonomian regional dan dunia," pungkas Sri Mulyani.

(aid/rrd)

Selengkapnya