ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi-Perbankan Doddy Ariefianto menilai, negosiasi tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) nan berjalan pekan ini dinilai sebagai langkah positif untuk menciptakan keseimbangan neraca perdagangan sekaligus memperkuat posisi Indonesia di tengah dinamika ekonomi global.
Dalam pertemuan resmi nan digelar di Washington D.C, delegasi Indonesia dan AS sepakat untuk menyelesaikan negosiasi dalam kurun waktu 60 hari. Kesepakatan ini mencakup pembangunan koridor rantai pasok nan tangguh, penguatan kemitraan industri, serta penyusunan peta jalan perdagangan nan saling menguntungkan.
“Ini langkah bagus. Kebijakan tarif Trump itu semakin terlihat mengarah ke perang ekonomi China vs AS. Sehingga kita juga kudu ingat jika terlalu dekat sama nan satu, nan lain bakal anggap kita sebagai musuh. Kita kudu bisa balance,” ujar Doddy seperti dilansir Antara.
Dalam upaya mendekatkan hubungan jual beli dengan AS, pemerintah Indonesia menyatakan siap meningkatkan impor beragam komoditas strategis seperti elpiji (LPG), minyak mentah, bensin, gandum, kedelai, pakan ternak, hingga peralatan modal alias produk-produk nan selama ini belum dapat dipenuhi secara optimal dari dalam negeri.
Selain itu, Indonesia juga membuka ruang lebar bagi perusahaan-perusahaan asal AS untuk tumbuh di Tanah Air, melalui percepatan perizinan, pemberian insentif investasi, dan kemudahan prosedur impor.
Langkah negosiasi ini tak hanya menyentuh perdagangan barang, melainkan juga kerja sama jangka panjang di sektor critical minerals, ekonomi digital, hingga pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi.