ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berbareng Menteri Perdagangan Komisi Uni Ekonomi Eurasia Andrey Slepnev resmi mengumumkan penyelesaian secara substantif Perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA). Pengumuman disampaikan di sela aktivitas the 28 th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025).
Airlangga mengatakan perihal itu menandai babak baru dalam kerja sama ekonomi Indonesia dan negara-negara personil EAEU ialah Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan dan Rusia. Sejak diluncurkan pada Desember 2022, telah dilakukan sebanyak lima kali putaran perundingan dan beragam pertemuan intersesi.
"Kedua pihak telah mencapai kesepakatan substantif pada seluruh area negosiasi. Proses ratifikasi dan finalisasi teknis bakal segera dilakukan guna mempercepat pemberlakuan perjanjian," kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Jumat (20/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim Perunding Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan. Perjanjian ini membuka kesempatan ekspor baru bagi Indonesia, khususnya untuk komoditas unggulan seperti minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, kopra, kopi, karet alam dan mentega kakao.
Di sisi lain, Indonesia juga mengharapkan peningkatan impor dari EAEU untuk sejumlah komoditas strategis antara lain gandum, fosfat, batu bara dan bahan baku pupuk kimia, serta besi separuh jadi.
"Dengan jumlah populasi total mencapai lebih dari 460 juta jiwa antara Indonesia dan EAEU, perjanjian ini dipercaya bakal memperluas akses pasar, memperlancar logistik, serta meningkatkan arus investasi dua arah antara Indonesia dan EAEU," ucap Airlangga.
Airlangga mengapresiasi tim perunding atas diselesaikannya secara substantif Perundingan I-EAEU FTA. "Saya berambisi kedua pihak dapat segera menindaklanjuti dengan menyelesaikan semua tahapan proses nan diperlukan sehingga perjanjian ini dapat ditandatangani pada tahun ini," jelas Airlangga.
Menanggapi perihal tersebut, Mendag Slepnev juga mengucapkan terima kasih atas pencapaian nan sangat baik bagi kedua pihak untuk mendorong peningkatan hubungan perdagangan nan modern dan people-to-people contact.
"Komisi Ekonomi Eurasia siap untuk menandatangani perjanjian tahun ini dan berkomitmen untuk melakukan nan terbaik guna menyelesaikan persyaratan teknis nan diperlukan," kata Slepnev.
Perjanjian perdagangan dengan EAEU merupakan bagian dari strategi diversifikasi pasar ekspor Indonesia ke area non-tradisional. Wilayah Eurasia dipandang mempunyai potensi besar sebagai tujuan ekspor dan sumber investasi strategis, dengan pertumbuhan PDB rata-rata area EAEU mencapai 4,4%, lebih tinggi dari rata-rata global.
Berdasarkan studi kepantasan berbareng (Joint Feasibility Study), penerapan perjanjian diperkirakan bakal mendorong ekspor Indonesia secara signifikan di sektor pertanian dan manufaktur berbasis sumber daya. Pada periode Januari-Maret 2025, perdagangan antara Indonesia dan EAEU tercatat mencapai US$ 1,57 miliar, meningkat 84,63% dibanding periode nan sama pada tahun sebelumnya.
Di luar perdagangan, Indonesia juga membuka kesempatan investasi dari negara-negara EAEU di sektor-sektor prioritas seperti industri pengolahan, transportasi, logistik, pertambangan dan pertanian. Realisasi investasi dari area EAEU ke Indonesia terus menunjukkan tren positif dengan nilai mencapai US$ 273,7 juta pada 2024.
Melalui penerapan perjanjian perdagangan ini, Indonesia juga dapat menjadi pintu gerbang akses logistik dan pengedaran ke Asia Tenggara. Sementara EAEU dapat menjadi jalur masuk komoditi unggulan Indonesia ke pasar Eropa Timur dan Asia Tengah.
Simak juga Video: Putin Sambut Prabowo: Saya Yakin RI Beri Kontribusi Nyata di BRICS
(aid/ara)