Napak Tilas Tragedi 12 Mei 1998: 27 Tahun Reformasi, Cita-cita Masih Belum Tercapai

1/8

Potret kaca dengan jejak tembakan peluru nan tetap tertanam di letak aslinya menjadi saksi bisu perjuangan para mahasiswa diabadikan di Museum Tragedi 12 Mei 1998 Universitas Trisakti, Jakarta, Jumat (23/5/2025). (detikai.com/Herman Zakharia)

1/8

Museum Tragedi 12 Mei 1998 merupakan sebuah ruang nan didedikasikan untuk mengenang dan menghormati peristiwa tragis pada tanggal 12 Mei 1998 silam di Jakarta. (detikai.com/Herman Zakharia)

1/8

Bertempat di lobi Gedung Dr. Sjarif Thajeb, Universitas Trisakti Kampus A, Jakarta, museum ini menjadi pengingat bagi kita semua bakal pentingnya demokrasi, keadilan, dan penghormatan terhadap kewenangan asasi manusia. (detikai.com/Herman Zakharia)

1/8

Museum Tragedi 12 Mei 1998 juga menjadi ruang pengarsipan nan menggambarkan peran aktif mahasiswa Trisakti dalam memerjuangkan kerakyatan dan kewenangan asasi manusia. (detikai.com/Herman Zakharia)

1/8

Di dalam Museum Tragedi 12 Mei 1998 terangkum info dari beragam arsip, dokumen, serta benda-benda nan mengenai tragedi 12 Mei 1998. (detikai.com/Herman Zakharia)

1/8

Pengunjung juga bisa memandang beragam bukti sejarah perjuangan aktivitas mahasiswa tahun 1998 dalam memerjuangkan terwujudnya reformasi sistem politik di Indonesia serta mengakhiri kekuasaan rezim Orde Baru. (detikai.com/Herman Zakharia)

1/8

Namun, 27 tahun sudah berlalu, petunjuk aktivitas reformasi politik 1998 tetap belum sepenuhnya terwujud. (detikai.com/Herman Zakharia)

1/8

Cita-cita reformasi 1998 nan mau menjadikan Indonesia sebagai negara nan demokratis, terbebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, juga belum sepenuhnya tercapai. (detikai.com/Herman Zakharia)