ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan awal mengenai musim tandus 2025. Prediksi menunjukkan puncak musim tandus bakal terjadi pada Juni, Juli, dan Agustus 2025. Peringatan ini disampaikan menyusul kajian info suasana dan cuaca nan dilakukan oleh BMKG, nan mempertimbangkan beragam aspek nan mempengaruhi musim kemarau. Hal ini tentu memerlukan antisipasi awal dari beragam sektor untuk meminimalisir akibat buruknya bagi masyarakat dan perekonomian nasional.
BMKG memprediksi musim tandus bakal dimulai pada Mei 2025 di beragam wilayah Indonesia. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi musim tandus ini. Peringatan awal bermaksud agar masyarakat dan beragam sektor dapat melakukan langkah-langkah antisipatif, mulai dari pengelolaan sumber daya air hingga pencegahan kebakaran rimba dan lahan (karhutla).
"Puncak musim tandus 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada Juni, Juli dan Agustus 2025," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Pernyataan ini disampaikan pada Kamis, 13 Maret 2025, dan dikutip dari laman BMKG. BMKG juga memprediksi potensi peningkatan kebakaran rimba dan lahan (karhutla), terutama di Sumatera dan Kalimantan, sehingga kewaspadaan perlu ditingkatkan.
Analisis BMKG Terhadap Musim Kemarau 2025
BMKG telah melakukan kajian menyeluruh terhadap info suasana dan cuaca untuk menghasilkan prediksi musim tandus 2025. Analisis tersebut membandingkan prediksi dengan rerata klimatologinya (periode 1991-2020). Hasilnya menunjukkan bahwa awal musim tandus 2025 di Indonesia diprediksi terjadi pada periode waktu nan sama dengan normalnya pada 207 area musim (ZOM) (30%). Kemudian, mundur pada 204 ZOM (29%), dan maju pada 104 ZOM (22%).
Wilayah nan diperkirakan mengalami awal musim tandus sesuai dengan kondisi normal meliputi Sumatera, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagian Maluku serta sebagian Maluku Utara. Sementara itu, wilayah nan bakal mengalami awal musim tandus nan mundur alias datang lebih lambat dibandingkan dengan normalnya, adalah Kalimantan bagian Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, di Sulawesi, sebagian Maluku utara dan Merauke.
Secara umum, musim tandus 2025 diprediksi berkarakter normal sebanyak 416 Zona Musim/ZOM (60%), 185 ZOM (26%) diprediksi mengalami musim tandus dengan sifat atas normal, dan 98 ZOM (14%) diprediksi mengalami musim tandus dengan sifat bawah normal. Ini menunjukkan ragam kondisi tandus di beragam wilayah Indonesia.
Wilayah nan Terdampak Musim Kemarau 2025
Wilayah nan bakal mengalami sifat musim tandus normal (416 ZOM/60%) meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa bagian Timur, Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Pulau Papua. Sedangkan, wilayah nan diprediksi mengalami sifat musim tandus di atas normal (185 ZOM/26%) meliputi sebagian mini Aceh, sebagian besar Lampung, Jawa bagian barat dan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tengga Timur, sebagian mini Sulawesi, dan Papua bagian Tengah.
BMKG juga memberikan info lebih rinci mengenai prediksi puncak musim kemarau. Puncak musim tandus di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi berjalan antara bulan Juni hingga Agustus 2025. Wilayah nan bakal mengalami tandus pada periode normal mencakup sebagian besar Sumatera, Jawa bagian timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Namun, beberapa wilayah diprediksi bakal mengalami musim tandus lebih awal alias lebih lambat dibandingkan dengan kondisi biasanya.
Beberapa daerah, seperti Kalimantan bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, diperkirakan bakal mengalami tandus nan datang lebih lambat. Sebaliknya, wilayah nan bakal mengalami tandus lebih awal termasuk sebagian mini wilayah Aceh, Lampung, dan Papua bagian tengah. Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi suhu panas dan kekeringan dalam beberapa bulan ke depan.
"Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), maka Awal Musim Kemarau 2025 di Indonesia diprediksi terjadi pada periode waktu nan sama dengan normalnya pada 207 ZOM (30%), MUNDUR pada 204 ZOM (29%), dan MAJU pada 104 ZOM (22%)," kata Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Kesimpulannya, prediksi BMKG mengenai musim tandus 2025 menunjukkan potensi akibat nan signifikan di beragam wilayah Indonesia. Penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk melakukan persiapan dan antisipasi nan matang guna meminimalisir akibat negatif dari musim tandus nan bakal datang.