Sejalan Dengan Visi Golkar, Bahlil Beri Bantuan Modal Usaha Ke Ponpes Darussalam Ciamis

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Ciamis Safari Ramadan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia bersama sejumlah pengurus Golkar bersambung mengunjungi Ponpes Darussalam di Ciamis, Jawa Barat pada Sabtu, (15/3/2025).

Dalam safari ini, Bahlil datang berbareng Waketum Ace Hasan Syadzily, Waketum Wihaji, Waketum Meutya Hafid, Wabendum Dyah Roro Esti hingga Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jawa Bagian Barat Puteri Komarudin. Rombongan DPP Golkar diterima langsung oleh family pengasuh Ponpes Darussalam. 

Dalam sambutannya, Bahlil mengungkapkan kebanggaannya terhadap Ponpes Darussalam nan mempunyai sejarah kuat dengan Partai Golkar. Sebagai Ketua Umum Golkar nan baru, dia merasa seperti berada di rumah sendiri ketika mengunjungi pesantren tersebut.

"Ternyata pesantren ini didirikan oleh tokoh-tokoh nan merupakan kader Golkar. Saya merasa senang lantaran seolah masuk ke rumah sendiri," ujar Bahlil.

Bahlil menyoroti program kewirausahaan nan dikembangkan di Ponpes Darussalam. Menurutnya, program itu sejalan dengan visi Partai Golkar nan mau membangun kemandirian ekonomi masyarakat, termasuk para santri.

"Saya memandang ada program bagus di sini, di mana santri tidak hanya diajarkan pengetahuan agama, tetapi juga wawasan ekonomi dan entrepreneurship. Ini sesuatu nan luar biasa dan sejalan dengan program Golkar,” kata Bahlil.

Sebagai corak dukungan, Bahlil memberikan support modal upaya bagi santri agar setelah lulus mereka bisa menjadi ustadz nan mempunyai jiwa wirausaha alias kemandirian dalam membangun ekonomi.

"Ini juga sesuai dengan apa nan diajarkan Rasulullah. Nabi Muhammad tidak hanya menyebarkan syiar agama, tetapi juga berbisnis melalui jalur-jalur niaga. Kita mau santri di sini bisa mengikuti jejak beliau," tuturnya.

Promosi 1

Bahlil Cerita Tidak Pernah Mimpi Jadi Pejabat

Lebih lanjut, Bahlil nan juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini menceritakan dirinya datang dari kampung di Papua. Ayahnya hanya pekerja bangunan, sedangkan ibunya hanya pembantu rumah tangga. 

"Sejak mini lantaran kami delapan orang, hidup kami di rumah gubuk, kamarnya hanya satu, dan anak-anaknya itu tidur di lantai, bukan di lantai begini, hasil cincang bambu itu," ungkap dia.

Bahlil juga mengaku dirinya sempat mengalami busung lapar saat tetap duduk di bangku kuliah. Ia pernah merasa menjadi orang paling tidak beruntung. Dia pun tak menyangka sekarang bisa menjadi menteri dan ketua umum partai. 

"Saya pernah busung lapar soalnya, iya betul saya kuliah pernah busung lapar. Jadi penderitaan nan paling rendah pun saya sudah rasakan. Saya pikir saya adalah orang nan paling tidak beruntung, rupanya Allah menguji umatnya berasas keahlian dari umatnya itu sendiri," tutur Bahlil.

Bahlil apalagi mengaku tidak pernah punya mimpi menjadi pejabat publik seperti sekarang. Ia pun berpesan kepada para santri dan santriwati agar terus semangat dan berjuang. 

"Jangan loyo, jangan manja pada orang tua, tentukan masa depan kalian sendiri dan kuatkan hati kalian bahwa nan bisa mengubah nasib kalian adalah kalian sendiri," ungkap Bahlil.

(*)

Selengkapnya