ARTICLE AD BOX
detikai.com
Rabu, 19 Mar 2025 14:50 WIB
Jakarta, detikai.com --
China dan Rusia murka ke Israel usai pasukan Zionis menggempur habis-habisan Jalur Gaza, Palestina, pada Selasa (18/3) awal hari dan melanggar gencatan senjata.
Perwakilan China di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Fu Cong sangat prihatin dengan serangan Israel ke Gaza dan mengecam pemerintahan Benjamin Netanyahu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"China menentang keras upaya menjadikan support kemanusiaan sebagai perangkat politik dan senjata," kata dia di X.
Fu lampau berujar, "Kami mendesak Israel, sebagai penjajah, memenuhi tanggungjawab berasas norma humaniter internasional dan segera memulihkan akses penuh bagi support kemanusiaan ke Gaza."
Utusan China di PBB itu juga menuntut gencatan senjata permanen di Gaza sehingga tak ada lagi serangan ke penduduk maupun akomodasi sipil.
Lebih lanjut, Fu menyatakan China mendukung rencana pemulihan dan rekonstruksi Gaza nan diinisiasi Mesir.
Fu Cong lantas menegaskan Palestina kudu diperintah oleh rakyat sendiri.
"Sehingga mereka bisa membangun kembali rumah dan kehidupan mereka di tanah mereka sendiri," ucap dia.
Tak hanya China, Rusia ikut murka dengan tindakan Israel ke Gaza nan dinilai mendapat lampu hijau dari Amerika Serikat.
[Gambas:Twitter]
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengutuk keras dan menyampaikan penyesalan mendalam atas serangan udara terbaru Israel di Gaza.
"Moskow menyesalkan bahwa Israel kembali melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza," demikian rilis Kemlu Rusia.
Rusia juga turut mendesak Israel-Hamas untuk kembali ke meja perundingan agar gencatan senjata permanen di Gaza tercapai.
Negeri Beruang Merah juga prihatin terhadap eskalasi baru nan semakin jelek di Jalur Gaza.
"Kami sangat prihatin dengan laporan soal banyak korban jiwa di kalangan sipil," lanjut mereka.
Israel menggempur habis-habisan jalur Gaza pada Selasa malam saat negosiasi gencatan senjata lanjutan dibicarakan. Imbas operasi itu, lebih dari 400 orang meninggal.
Serangan tersebut merupakan gempuran terparah sejak Israel-Hamas sepakat gencatan senjata pada 19 Januari.
Israel meluncurkan agresi ke Palestina sejak Oktober 2023. Serangan tak henti mereka menyebabkan lebih dari 48.000 orang tewas.
(isa/bac)