Muatan Pelajaran Di Sd-sma Bakal Dipangkas Mulai Tahun Depan

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti bakal menerapkan sederet kebijakan baru mulai tahun aliran 2025/2026. Salah satu nan paling menonjol adalah pengurangan berat materi pelajaran di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA.

Kebijakan ini tidak berfaedah mengurangi jumlah mata pelajaran, namun lebih kepada memangkas muatan materi dalam tiap mata pelajaran. Menurut Abdul Mu'ti, langkah ini dilakukan demi mendukung pendekatan pembelajaran mendalam alias deep learning nan menekankan pada proses berpikir tingkat tinggi, relevansi materi, dan pembelajaran kontekstual.

"Materi dikurangi, mata pelajaran tetap, apalagi ada penambahan coding dan AI meski pilihan," ujar Mu'ti dikutip DetikEdu, Selasa (15/4/2025).

Mu'ti menekankan, kebijakan ini krusial untuk menyeimbangkan beragam pembaruan lain nan bakal diterapkan bersamaan, seperti penyelenggaraan Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan hadirnya mata pelajaran pilihan seperti koding dan artificial intelligence (AI). Ia mengingatkan publik agar tidak salah kaprah dalam memahami pengurangan beban pelajaran.

"Ini bukan sekadar efisiensi kurikulum, tapi bagian dari strategi jangka panjang membentuk pelajar nan bisa berpikir kritis dan adaptif di era digital," jelas Mu'ti.

Pendekatan deep learning nan diusung pemerintah mempunyai empat pilar utama, ialah keahlian berpikir tingkat tinggi, pembelajaran nan bermakna, pembelajaran nan kontekstual, serta pendalaman materi. Pemerintah mau siswa tidak hanya mengejar nilai, tapi memahami konsep dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

Salah satu contohnya adalah gimana pelajaran IPA alias IPS di tingkat SMP bakal lebih diarahkan untuk menjawab persoalan-persoalan nyata di sekitar siswa. Sementara untuk jenjang SD, materi-materi nan terlalu teoretis dan membebani bakal disederhanakan agar lebih aplikatif dan mudah dipahami.

Tak hanya mengurangi beban materi, Kemendikdasmen juga memasukkan mata pelajaran koding dan AI sebagai opsi pilihan mulai dari SD hingga SMA. Pelajaran ini bakal diterapkan secara bertahap, hanya di sekolah nan dinilai siap secara sumber daya dan infrastruktur.

Integrasi teknologi dalam kurikulum menjadi penanda arah baru pendidikan Indonesia di era digital. Pemerintah menargetkan 40 ribu sekolah bakal mulai mengajarkan koding dan AI pada tahun aliran baru 2025/2026, menyusul seleksi dan training intensif bagi pembimbing dan lembaga training nan selesai Mei 2025 mendatang.

Selain pengurangan berat pelajaran, empat kebijakan lain nan bakal diterapkan mulai Juli 2025 adalah:

  • Penggantian Ujian Nasional dengan Tes Kemampuan Akademik (TKA) nan berkarakter tidak wajib namun berpengaruh terhadap jalur masuk pendidikan berikutnya.
  • Dihidupkannya kembali sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA.
  • Penerapan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) menggantikan PPDB dengan skema baru.
  • Penambahan koding dan AI sebagai pelajaran pilihan.

"Ini bukan sekadar reformasi, tapi transformasi menyeluruh dalam langkah kita mendidik anak-anak bangsa," tutup Mu'ti.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Perang Tarif AS Vs China, Pengusaha Parfum Curhat Ini

Next Article Ramai Wacana Sekolah Libur Sebulan di Ramadhan 2025, Ini Penjelasannya

Selengkapnya