ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - XPeng Motors akan memproduksi massal mobil terbang mulai 2026. Kabar tersebut diumumkan langsung oleh CEO XPeng He Xiaopeng di depan parlemen China.
Selain CEO XPeng, He juga menduduki posisi krusial di bumi politik China sebagai deputi Kongres Rakyat China, badan legislatif setara MPR.
He menyatakan proyek mobil terbang XPeng berjalan sesuai agenda sehingga perusahaan miliknya bakal menjadi perusahaan pertama di bumi nan memproduksi mobil terbang secara massal.
"Kami mengintegrasikan kendali kendaraan dengan AI untuk mengembangkan sistem kontrol penerbangan baru ke dalam mobil terbang, meningkatkan keselamatannya dan menjadikannya lebih mudah digunakan," kata He, dikutip oleh ChinaDaily, Selasa (11/3/2025).
XPeng juga menggenjot pengembangan teknologi mobil tanpa pengemudi mereka ke Level 3, ialah mobil nan bisa melaju di jalan secara otonom. Sopir bisa melepas setir dan melepaskan pandangannya dari jalan, tetapi kudu selalu siap untuk mengambil alih kendali pada situasi tertentu.
Pada 2026, menurut He, XPeng siap merilis sistem mobil otonom Level 4 termasuk keahlian parkir secara otomatis. Pada Level 4, mobil otonom bisa berfaedah tanpa intervensi manusia.
He menyatakan XPeng juga berinvestasi untuk mengembangkan robot menyerupai manusia (humanoid). Industri robot China, menurutnya, sudah mencapai Level 3 ialah robot nan bisa beraksi dengan berdikari dalam kebanyakan kondisi, tetapi tetap memerlukan pengawasan manusia dalam situasi kompleks.
"Pada 2026, robot humanoid negara ini bisa mencapai keahlian Level 3 dan diperkirakan bisa memasuki skala produksi komersial," kata He.
XPeng menyebut mobil terbang hasil pengembangan mereka dengan merek Aeroht. Berdasarkan siaran pers perusahaan, XPeng sedang membangun pabrik dengan kapsitas produksi 10.000 unit per tahun. Versi mobil terbang nan menjadi konsentrasi pertama adalah "Land Aircraft Carrier."
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Berantas Penipuan BTS Palsu, Komdigi Belajar Dari Singapura
Next Article Mobil Bensin Siap-Siap Gak Laku lantaran Temuan Peneliti Korea