ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan sembilan kasus terkonfirmasi positif Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) pada 1 Maret hingga 21 April 2025, menurut info di laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) nan diunggah 12 Mei 2025. Delapan kasus di antaranya ditemukan di Riyadh, sedangkan satu orang di Hail.
Dari delapan kasus di Riyadh, tujuh di antaranya diidentifikasi sebagai cluster Riyadh dengan seorang pasien menginfeksi enam pertugas kesehatan nan merawatnya. Klaster tersebut diidentifikasi melalui pencarian kontak dan pengetesan selanjutnya terjhadap semua kotak dengan empat dari enam petugas kesehatan tidak bergejala, sedangkan dua lainnya mengalami indikasi ringan dan tidak spesifik.
Mereka nan masuk dalam cluster kondisinya membaik. Sedangkan, satu pasien di Riyadh dan satu pasien di Hail dinyatakan meninggal dunia.
Terkait perihal itu, jemaah haji Indonesia diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit tersebut. "Meskipun kasus MERS-CoV ini tidak banyak dan terkendali di Arab Saudi, namun para jemaah dan petugas haji kudu selalu waspada," ujar dr. Mohammad Imran, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Rabu, 15 Mei 2025, dalam rilis nan diterima detikai.com.
Hindari Kontak Langsung dengan Unta
Imran menjelaskan bahwa MERS-CoV adalah penyakit pernapasan serius nan disebabkan oleh virus corona. Penularan dapat terjadi melalui kontak dekat dengan hewan nan terinfeksi, terutama unta, alias melalui droplet pernapasan dari manusia ke manusia.
Gejala umum meliputi demam, batuk, dan kesulitan bernapas, nan dapat berkembang menjadi komplikasi nan lebih parah. Untuk itu, Imran meminta jemaah nan merasakan indikasi demam, batuk, sakit tenggorokan, alias kesulitan bernapas, segera melaporkan kepada petugas kesehatan haji untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan cepat.
Ia menegaskan bahwa KKHI di Makkah maupun Madinah selalu siap siaga memberikan pelayanan medis bagi jemaah nan menunjukkan indikasi jangkitan pernapasan. "Hindari kontak langsung dengan unta, termasuk foto dengan unta dan minum susu unta di peternakan ataupun tidak mengonsumsi produk olahan unta nan tidak terjamin kebersihannya," jelasnya.
Cara Pencegahan Penyakit MERS-CoV
Ia juga mengimbau jemaah untuk memakai masker saat di tempat keramaian. "Lakukan pola hidup bersih dan sehat, pelihara kebersihan tangan dengan selalu cuci tangan sebelum dan sehabis beraktivitas," imbuh dia.
Sebelumnya, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Liliek Marhaendro Susilo mengimbau setiap jemaah untuk melindungi diri dengan selalu mengenakan perangkat pelindung diri berupa masker, topi, dan kacamata hitam ketika beraktivitas di luar hotel.
Selain untuk melindungi diri dari sinar matahari, penggunaan masker juga dilakukan untuk mencegah dari terjangkit penyakit batuk pilek dan ISPA nan kerap diderita jemaah haji Indonesia.
Terlebih, komposisi jemaah lansia Indonesia pada tahun ini mencapai 37 persen. Kondisi kesehatannya relatif lebih rentan dibandingkan jemaah haji nan lebih muda.